Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Berkembang dan Menembus Batas Impian, Start Up Lokal Go Nasional

30 Juli 2021   20:12 Diperbarui: 5 Agustus 2021   18:28 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang mengatakan saat ini rebahan adalah kegiatan yang menyenangkan. Iya, untuk satu atau dua hari. Tapi kalau berlama-lama justru membosankan. Jauh lebih baik melakukan sesuatu dan mendorong diri untuk bergerak dan maju. Perihal pembatasan yang berlaku bisa disiasati dengan teknologi. Ruang dan waktu seperti tidak ada lagi. Yuk bangun dan wujudkan impian dan berkembang menuju masa depan yang gemilang.

 Apa yang saya katakan di atas di peroleh setelah mengikuti Lokalcorn webseri yang digagas oleh Hp dan Tribun. Selama dua hari saya mendapat penyegaran dan siraman semangat dari lima nara sumber yang berhasil membangun mimpinya. Mimpi? Iya mimpi. Bunga tidur yang muncul saat terlelap itu bisa berubah menjadi bunga yang indah dengan kerja keras. Seperti yang diungkapkan William, bahwa wira usaha harus dibuat, mereka tidak lahir begitu saja namun harus berusaha untuk memulai, menjalankan, mengelola, memelihara, dan merawat usahanya. 

Memang seorang wira usaha tidak bekerja sendiri, ada tim yang membantu mengeksekusi ide yang dimilikinya. Tentunya didasari oleh riset terlebih dahulu. Apa yang dikatakan pemilik toko wahab ini benar adanya. Bekerja sama menjadi kunci dalam membangun sebuah usaha. Saat bisnis mulai bergulir, jangan anti dengan belajar. Ilmu, teknologi, dan perilaku masyarakat terus berubah. 

Belajar melihat dan menyesuaikan produk dengan perkembangan akan mendorong roda bisnis terus berputar. Hal ini berlaku untuk semua, termasuk perempuan. Fransiska menyadarinya dengan membuat Womenswork untuk memberdayakan perempuan. Sebagai perempuan memiliki kemampuan baik dalam hal usaha maupun kemampuan mengendalikan diri dapat menjadinya mandiri. 

Dokpri 
Dokpri 

Berbeda dengan Gibran yang memberdayakan teknologi untuk mengembangkan usaha perikanan. Jentikan kecil dari dosen, mendorongnya membuat alat sederhana untuk memberi pakan ikan. Sentuhan teknologi memungkinkan pemberian pakan dilakukan melalui telepon genggam. Sangat memudahkan peternak ikan mengontrol dan memastikan jumlah pakan yang diberikan sesuai kebutuhan. 

Ketiga narasumber dengan gamblang menjelaskan berbagai langkah yang ditempuh untuk membangun usaha atau start up. Di awali dengan membuat rencana bisnis, mewujudkannya dengan dana yang dimiliki, dan mengembangkannya hingga menjadi bisnis yang layak serta menarik para investor. Apakah mudah? Ketiganya sepakat menjawab tidak. Tetapi mundur bukan pilihan. Maju dan mencari jalan keluar adalah langkah tepat. 

Masa sulit harus disiasati agar mendapat jalan keluar. Seperti yang dilakukan Gibran. Prototipe mesin pemberi pakan yang dibuat dan diperlihatkan pada peternak ikan memang sangat sederhana. Tetapi teknologi yang diterapkan mampu menarik minat dan menghasilkan pesanan. 

Dari ketiga roket, sebutan untuk narasumber webinar, saya menyadari bahwa melangkah adalah pilihan tepat dibanding berdiam diri seraya mempertimbangkan banyak hal. Bergerak akan membuat seorang wira usaha menemui kendala dan mendorongnya mencari jalan keluar. Begitu seterusnya hingga start up siap bekerja sama dengan penanam modal. 

Dokpri 
Dokpri 

Diajeng pemilik Hijup merupakan contoh lain pemilik start up yang telah berhasil mengembangkan usaha hingga mampu bergandengan tangan dengan penyandang dana. Tentunya proses pencarian penyandang dana tidak mudah, meski fasion wanita muslim mempunyai pangsa pasar besar. Namun Diajeng dapat melalui proses dengan bantuan perusahaan venture capital seperti Skystar Capital milik grup Kompas Gramedia dan Saratoga. 

Menurut Juvenco, keberadaan perusahaan venture capital menjembatani para start up yang memang layak mendapatkan penyandang dana. Ibaratnya mencari pasangan hidup, perusahaan venture capital akan mencari penyandang dana yang sesuai dengan bisnis start up, tentunya setelah sebelumnya melakukan pengecekan layak atau tidaknya start up tersebut naik kelas. 

Jika dicermati, tentu diperlukan jalan panjang untuk sampai dititik bertemu penyandang dana. Proses pencarian ini dapat dipersingkat dengan mengikuti Lokalcorn, sebuah kompetisi start up lokal yang digagas oleh HP dan Tribun. Segera siapkan dirimu dan bergabung bersama start up lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun