Mohon tunggu...
Utari Eka Bhandiani
Utari Eka Bhandiani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang yg bercita-cita membawa perubahan bagi masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Ahok, Ridwan Kamil, Dan Tri Rismaharini. Tuntunan yang Tak Sekadar Tontonan

24 Maret 2015   22:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:05 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal dengan Ahok, Risma, ataupun Ridwan Kamil. Disini saya akan menunjukan beberapa pemimpin daerah yang akhir-akhir ini banyak disoroti media karena gaya kepemimpinannya yang terkesan 'unik' dibandingkan selainnya dalam memimpin dan beberapa prestasi yang dihasilkan oleh mereka sebagai salah satu pimpinan daerah yang bisa dijadikan tuntunan.

pertama saya akan menceritakan Ahok atau nama lengkapnya yaitu Basuki Tjahaya Purnama dimana ia sebagai Gubernur DKI Jakarta yang menggantikan Joko Widodo yang diangkat menjadi presiden. sebelum ia menjabat sebagai gubernur di DKI Jakarta ia pernah menjadi bupati di belitung timur (2005), anggota DPR RI 2009-2014, dan yang terakhir wakil gubernur DKI Jakarta.

Selanjutnya Risma atau nama lengkapnya Tri Rismaharini yang merupakan Walikota Surabaya perempuan pertama  yang menjabat sejak 28 September 2010 yang akan berakhir pada tahun 2015 ini, sebelum menjabat sebagai walikota ia pernah menjabat beberapa diantaranya Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya (2001), Kepala Bagian Bina Bangunan (2002), Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2008).

ataupun Mochamad Ridwan Kamil atau sapaan akrabnya Kang Emil sebagai walikota Bandung periode 2013-2018. dimana sebelumnya ia pernah berkarir sebagai dosen tidak tetap di Institut teknologi Bandung dan menjadi seorang arsitek yang memiliki banyak penghargaan di arsitek tersebut.

Mereka merupakan pimpinan daerah yang akhir-akhir ini banyak disorot oleh media karena sosoknya yang dianggap bisa menjadi panutan dan kerja mereka kepada masyarakat yang tidak hanya sekadar omongan belaka. Kerja mereka tidak hanya omongan manis yang membuai masyarakat dengan citra yang ditebarkanya melalui media seperti hal nya banyak pemimpin daerah yang hanya manis berjanji ketika masa pemilihan, namun aksi mereka nyata melalui kesungguhan yang mereka tunjukan. Lalu kenapa Ahok, Risma, dan kang Emil ini dijadikan sebuah fenomena? Apa yang mereka lakukan selama masa kepemimpinannya sehingga patut dijadikan sebuah tuntunan. Ditengah banyaknya pemimpin daerah atau sebagainya yang bobrok moralnya, haus akan harta, dan para media yang berburu kasus mulai dari korupsi, skandal, atau perebutan kekuasaan para pemimpin. Dimana agar berita mereka laku dijual kepada masyarakat dan ditonton oleh masyarakat luas.

Fenomena yang menjadikan mereka bertiga sebagai salah satu contoh pemimpin teladan yang mampu dijadikan tuntunan antara lain.

Pertama teladan yang bisa kita ambil dari Ahok dimana saat ini sedang panas-panasnya media menyoroti perseteruan antara Ahok dengan DPR DKI Jakarta mengenai permasalahan dana APBD yang tidak wajar. Ahok dengan karakter berbicaranya yang ceplas-ceplos dan cenderung kasar atau menurut beberapa orang seperti tak memiliki etika dalam berbicara sehingga terkesan kurang ‘sopan’ dengan perkataan yang dikeluarkan. yang disebutkan orang-orang dengan 'bahasa toilet'.

Dan berita akan perlawanan para DPR DKI Jakarta terhadap tuduhan Ahok mengenai rancangan APBD. Dimana Ahok menuduh para anggota DPR DKI Jakarta tersebut telah melakukan tindakan korupsi dengan menganggarkan pada rancangan APBD salah satunya biaya UPS yang tidak wajar. Hingga dari perseteruan mereka banyak reaksi masyarakat berupa dukungan terhadap aksi Ahok terhadap tindakan korupsi yang dilakukan oleh anggota DPR DKI Jakarta salah satunya dengan mengeluarkan hastag #SaveAhok. Ahok bertindak demikian lantaran dia sudah terlanjur kesal oleh mereka yang secara materi telah berkecukupan tapi masih saja mengambil hak rakyat. Tak hanya itu tindakan Ahok yang memberikan sanksi terhad PNS yang ada di DKI Jakarta yang menggunakan narkoba berupa pemecatan akan jabatan, upaya ahok tentang transparansi dana, dan jejak rekam ahok selama menjadi bupati di Bangka Belitung yang dikenal bersih dan jujur oleh masyarakat sebelum ia menjadi Gubernur di DKI Jakarta.

Yang kedua dari Ridwan Kamil. Gaya kepemimpinan walikota Bandung dalam memimpin dan mengelola Bandung menjadi lebih asri dan tertata rapi. Beberapa penghargaan juga diraih diantaranya Piala Wahana Tata Nugraha bidang transportasi, penghargaan dari KPK berupa pengendalian gratifikasi terbaik, terbanyak, dan tepat waktu pada tahun 2014. Perbaikan fasilitas berupa Taman, transportasi, sekolah. Seperti adanya hari khusus untuk warga Bandung dengan perencanaan senin-minggu, acara warga mulai dari pendidikan dan hiburan dan masih banyak lagi program yang dilakukan. Menurut Ridwan Kamil programnya selama ini baru berjalan 20% dari perencanaanya, dan hal yang paling sulit yaitu mengenai hal pembenahan birokrasi kepada DPRD Bandung. Dimana awalnya kepercayaan masyarakat sangat rendah terhadap pemerintah, membaik mencapai 90% tingkat kepercayaan yang diberikan masyarakat saat ini. Ridwan Kamil dalam menanggapi tuduhan dan celaan Farhat Abbas yang menyerang dari aspek kepemimpinannya di Bandung melalui akun twitter ditanggapi dengan cara halus dan menurut para netizen cara yang digunakan Ridwan Kamil dalam menjawab tuduhan Farhat Abbas sangat cerdas yaitu tanpa menggunakan kata-kata kasar namun langsung menyerang inti yang dituduhkan. Dan gaya kepemimpinannya yang sangat memanfaatkan media terutama media sosial untuk mengetahui aspirasi yang disampaikan oleh warganya, dan melalui media itu Ridwan Kamil mencoba dekat dengan warganya berupa saling bertukar informasi perkembangan Kota Bandung dan program yang telah atau akan dilaksanakan. Dimana tak lupa juga ia terjun langsung ke kegiatan warga.

Dan ketiga teladan yng bisa kita ambil dari Tri Rismaharini. Banyak pula media yang telah menyororti sosok Ibu Tri Rismaharini dan kepemimpinannya selama menjadi Walikota Surabaya, dan kemajuan Surabaya yang telah diraihnya selama kepemimpinannya. Banyak yang berpendapat jika kota Surabaya telah jauh berubah menjadi lebih baik selama kepemimpinannya. Dan beberapa penghargaan pun telah diterima oleh Tri Rismaharini diantaranya berupa walikota terbaik tahun 2014, 3 penghargaan dari IMP tentang penataan kota, Socrates Award oleh Europe Bussines Assembly (EBA), Future Goverment Award 2014 Asia Pasifik dan masih banyak lagi penghargaan yang diterima dari tangan dingin Bu Tri Rismaharini dalam memimpin Kota Surabaya. Tak hanya kemampuan dalam menata Kota, kepentingan masyarakat kota Surabaya pun tak luput dari perhatiannya. Contohnya saat peristiwa kecelakaan pesawat Air Asia yang dimana korbannya ada yang berasal dari Surabaya, Tri Rismaharini benar-benar memperhatikan nasih warganya dengan mencoba menghubungi keluarga korban dan santunan terhadap korban. Dalam kasus reklame pun begitu. Tri Rismaharini sampai beradu mulut dengan anggota partai pengusungnya karena ia menganggap pemasangan reklame itu tidak memberikan manfaat terhadap masyarakat justru malah merusak lingkungan, dan masih teringat jelas dipikiran saya akan wawancara Tri Rismaharini disalah satu program televisi swasta. Dimana sikap kerasnya dan ciri khas teriak-teriaknya selama mengarahkan instruksi bukan karena dia ‘galak’ namun sikap kerasnya terhadap orang-orang yang tak berpihak kepada rakyat dan dalam wawancara itu jabatan menjadi walikota merupakan tanggung jawab yang nanti akan dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan.

Ia tidak tenang jika ada wargany yang masih kelaparan, ia merasa bersalah jika kepemimpinanya tak memberikan manfaat terhadap warganya. Dari penampilannya pun seringkali disoroti media karena yang dipakaikan terkadang tidak pas dengan pakaian dan tempatnya, namun hal itu hanya dijawab oleh Risma dengan alasan jika penampilanya itu demi kemudahan dan kenyamanannya saat ia terjun membantu masyarakat salah satunya dalam menangani tanggul jebol, membersihkan sampah, atau melihat kondisi banjir di beberapa perumahan warga.

Sebenarnya masih banyak lagi pemimpin daerah yang patut dijadikan teladan sebagai pemimpin yang baik tak hanya 3 orang yang telah saya paparkan tadi, disini saya  tak hanya menunjukan kelebihan Ahok, Ridwan Kamil, ataupun Tri Rismaharini dalam memimpin. Tapi disini saya ingin menunjukan jika masih ada orang-orang baik yang benar-benar ingin memimpin untuk kepentingan rakyatnya. Kepemimpinan atas dasar tanggung jawab dan kebenaran bukan kepuasan nafsu dan tahta.

Jikalau saat ini banyak sekali pemimpin daerah baik dari tingkat terkecil hingga tingkat negara melakukan tindakan korupsi, perebutan kekuasaan hanya memenuhi kebutuhan pribadi atau kelompokanya. Tidak bisa dijadikan alasan untuk kita apatis terhadap kondisi negara ini. Kerusakan moral para pemimpin yang lebih mementingkan kesenangan pribadi yang sehari-hari ditontonkan di media yang telah menyelewengkan amanah rakyat, tak bisa dijadikan alasan untuk kita kehilangan harapan akan perubahan masyarakat yang lebih baik. Kita sebagai anak muda, sebagai tonggak perubahan masyarakat ada ditangan kita sebagai anak muda. Kerusakan ini memang sudah terjadi, namun jangan akhirnya menutup diri. Perbaiki dirimu, sekitarmu, dan lingkunganmu. Seburuk-buruknya pemerintahan saat ini masih ada beberapa pemimpin daerah yang masih punya hati dalam memperjuangkan nasib rakyatnya. Kau yang ingin menjadi penerus pemimpin bangsa. Teladanilah mereka-mereka yang berjuang mati-matian untuk urusan rakyat, jangan jadikan teladan itu hanya sekadar tontonan hiburan ditengah kacaunya negara. Dan jangan pula meneladani orang-orang yang mementingkan isi perut semata, menjadikan tontonan seolah menjadi tuntunan yang menjadikan kalian para generasi muda apatis dan acuh karena pesimis dengan moral para pemimpin negeri. Yang hanya memikirkan jika itu bukan urusan kalian, asalkan hidup kalian tak diusik pemimpin. Jangan berfikir seperti itu. Ingatlah dimana kalian hidup, kebijakan pemimpin cepat ataupun lambat akan mempengaruhi kehidupanmu. Perubahan ada ditangan kalian para pemuda.

Ambilah keteladanan dari Ahok, Ridwan Kamil, dan Tri Rismaharini sebagai salah satu panutan pemimpin yang menjadi tuntunan bukan pemimpin yang menjadi tontonan semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun