Mohon tunggu...
Utari Langeningtias
Utari Langeningtias Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Let's write

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dimensi Lain Gerakan Mahasiswa

4 November 2021   08:03 Diperbarui: 4 November 2021   08:07 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak terjangan gerakan mahasiswa menjadi kisah klasik yang terukir dalam lembar sejarah kemahasiswaan, sekiranya wajib hukumnya untuk para mahasiswa baik yang baru maupun yang lama mengetahui sejarah gerakan mahasiswa sebagai dorongan untuk membangunkan semangat perjuangan dalam dirinya.

Kisah heroik mahasiswa dan golongan muda bahkan mewarnai moment penting di negeri ini, sebut saja Peristiwa Rengasdengklok yang didengungkan sebagai peristiwa penentu dalam mencapai kemerdekaan Indonesia dan Kisah pelengseran Soekarno dan Soeharto sebagai aktor pemimpin negeri otoriter yang dipelopori oleh Mahasiswa serta kisah kisah heroik lainnya yang dituang dalam sejarah gerakan mahasiswa.

Garis sejarah mahasiswa yang cukup panjang itu juga menambah kebanggaan berstatus mahasiswa. Kepercayaan bahwa mereka adalah kelompok pengubah sudah menjadi ciri saat ini. Namun, hal itu bukan berarti gerakan mahasiswa makin meningkat seiring waktu. Masih banyak hal-hal lain yang menjadi faktor pembentuk idealitasnya.

Beberapa faktor yang bisa jadi pengaruh terhadap gerakan mahasiswa adalah tingkat kepercayaan politik, kesadaran memiliki peran dalam politik atau efikasi politik dan juga bisa dipengaruhi oleh perasaan memiliki identitas kelompok. Ketiga hal itu harus dipahami jika ingin membangkitkan gerakan mahasiswa. Pada umumnya gerakan mahasiswa terbentuk akibat adanya penindasan atau hal-hal yang bersifat merugikan pada masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah.

Timbulnya perasaan mereka berperan dalam persoalan politik negeri, atau efikasi politik juga tumbuh bersamaan dengan adanya ketidakpercayaan mereka terhadap perpolitikan. Akhirnya mereka mengambil peran-peran di masyarakat dengan salah satunya membuat organisasi-organisasi mahasiswa yang berfungsi untuk pengorganisasian massa dengan tujuan yang sama.

Banyak terjadi perubahan yang kita temukan dalam tubuh gerakan mahasiswa, jika dulu masyarakat mendukung gerakan mahasiswa dengan menyediakan makanan dan minuman saat demonstrasi, maka kini tak lagi seperti itu, bahkan setiap demonstrasi yang dilakukan mahasiswa disuguhkan dengan ocehan dan sumpah serapah dari masyarakat khususnya pengendara jalan.

Tak cukup sampai disitu, secara bukti yang kita lihat, mahasiswa mengalami penurunan kualitas pengetahuan, tak banyak dari mahasiswa yang terlibat dalam gerakan yang rajin membaca buku, padahal sebenarnya salah satu ciri khas yang dapat dilihat secara fisik dari mahasiswa adalah membawa dan membaca buku, bukan alat make up dan justru sibuk memotret sampul buku, menjadikan status lalu meletakkannya tanpa dibaca, padahal seharusnya teman terbaik bagi mahasiswa adalah buku, bukan alat make up yang menopang wujud cantik dimasyarakat. Dengan catatan percantik pula isi kepala agar perempuan tidak hanya indah namun juga bermakna.

Lalu yang menjadi persoalan mahasiswa kini adalah cara bagaimana membentuk sebuah pergerakan yang ideal. Disini kesadaran kritis juga perlu ditumbuhkan pada mahasiswa. tidak tumbuhnya kesadaran kritis, sistem pendidikan yang seolah-olah sengaja mencegah pembelajar mendapatkan kesadaran kritis. Hal tersebut, ia katakan memiliki tujuan untuk mempertahankan kekuasaan kaum berkekuatan di pemerintahan agar tetap berada pada kedudukan tertinggi.

Namun kita patut akui sebuah pergerakan dari masa ke masa tentulah menghadapi situasi yang berbeda. Pada masa kini, mahasiswa masih didominasi oleh kaum milenial akhir (generasi y) yang dalam waktu 5 tahun ke depan akan digantikan oleh generasi Z yang juga memiliki potensinya sendiri. hadirnya media sosial tentu jadi salah satu potensi berbagai gerakan bisa maju. keterbukaan akses media sosial membuatnya mampu menyebarkan informasi secara luas dan bahkan dengan basis massa menjangkau seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun