Mohon tunggu...
Uta Panandang
Uta Panandang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI Al-Anwar Sarang Rembang, Jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir

Pengkaji Islam dan Keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Say No to Korupsi

9 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 9 Desember 2022   13:00 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak tahun lima puluhan, problem terkait korupsi menjadi topik pembicaraan serius di Indonesia. Korupsi seolah telah menjadi budaya yang mendarah daging dikarenakan jumlah korupsi pertahun selalu meningkat. Layaknya kanker, korupsi menghambat pembangunan nasional karena keuangan Negara tergerogoti. (Jahja, 2012)  Nampaknya para penegak hukum kehabisan akal dalam memecahkan problem tersebut. Setelah ditelisik didapatkan bahwa hampir semua elite politik, petinggi hukum dan pengusaha tersungkur dalam kasus korupsi. Hal itu tentu saja mencengangkan banyak orang. Bagaiamana tidak.meraka yang menggugat politik, faktanya merekalah yang menjadi kisaran putting korupsi tersebut.  (Hamzah, 2012)

  • Aktualisasi "Say No To Korupsi"  

"Pencegahan lebih baik dari pada penindakan". Begitulah semboyan yang diterapkan. Namun hal tersebut belum bisa direalisasikan dengan tepat. Mewujudkan Negara  yang bersih dari korupsi membutuhkan kerja sama semua elemen baik pejabat Negara maupun masyarakat. Berikut beberepa cara efektif yang dapat diterapkan dalam memberantas korupsi:

  • Bangun pendidikan moral sejak dini

Pendidikan moral merupakan pondasi utama yang harus dibangun sejak dini. Jika seseorang bermoral, kemungkinan tidak akan tergiurkan oleh praktik korupsi.

  • Penanaman nilai religi secara intensif
  • Contoh kasus korupsi yang dilakukan oleh tokoh agama menunjukkan bahwa kurangnya iman seseorang walaupun orang tersebut paham agama. Pendidikan yang didapatkan seseorang harus sejalan dengan keimanan. Hal tersebut untuk menghapus pernyataan Sahetapy "Hoe groter geest, hoe groter beest". "Semakin tinggi ilmunya semakin jelas kebinatangannya." Telah terbukti kasus korupsi terjadi pada mereka yang berpendidikan tinggi dan mengetahui hukum. Hal tersebut terjadi karena lemahnya iman dan aplikatif yang kurang terhadap nilai religi menyebabkan mereka korupsi. Islam sendiri memberikan pedoman agar tidak korupsi sebagaimana dalam surah al-Nisa' ayat 58. Ayat tersebut memerintahkan manusia untuk  tidak menyalahgunakan amanat serta perintah berbuat adil.
  • Berikan hukuman berat pada koruptor

Mengakarnya budaya korupsi di Indonesia salah satunya disebabkan hukuman yang diberikan kepada koruptor kurang berat sehingga mereka tidak jera. Hukuman berat bagi koruptor seyogyanya diberlakukan tidak hanya pada pemerintahan, namun bagi koruptor dalam kehidupan sehari-hari jua. Hal ini agar memberikan efek jera bagi koruptor, sehingga tidak ditemukan kasus korupsi di masa mendatang.

  • Menjadi pemimpin yang berintegritas

Pemimpin adalah panutan bagi anggotanya. Jika seluruh pemimpin Negara dan perusahaan tidak korupsi, maka kemungkinan anggota akan terhalang untuk melakukan tindak korupsi.

  • Manfaatkan teknologi pada sistem

Untuk mempermudah sistem birokrasi perusahaan maupun pemerintahan dapat memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang saat ini. Selain itu dengan memanfaatkan teknologi mempermudah dalam melakukan pemantauan terhadap aktivitas untuk meminimalisir terjdinya korupsi.

  • Sepremasi hukum yang kuat

Hukum sangat berperan dalam menegakkan keadilan. Ketika hukum tidak sesuai fungsinya, maka kepercayaan public terhadap hukum akan hilang. Supremasi hukum yang kuat dapat dilakukan dengan memberikan hukuman secara adil tanpa pandang bulu.

  • Menutup celah internasional

Beberapa koruptor menyembunyikan uang hasil korupsinya di Negara lain. Penutupan celah internasional dapat mempermudah dalam pelacakan koruptor.

  • Konklusi

Korupsi memiliki dampak yang sangat buruk baik yang berimbas pada Negara maupun masyarakat. Dengan berbagai alasan korupsi tidak dibenarkan. Korupsi harus diberantas dengan tuntas agar para koruptor jera dan tidak mengulanginya kembali. Pencegahan korupsi salah satunya dengan penanaman jiwa anti korupsi sejak dini. Setidaknya dengan diterapkan jiwa-jiwa anti korupsi sejak dini diharapkan dapat membawa perubahan Indonesia yang maju dan bersih dari korupsi di masa yang akan datang. Menumbuhkan generasi anti korupsi di Negara yang telah membudidayakan korupsi bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan kerja sama semua pihak dan semangat komitmen nasional yang kuat, mencegah dan memberantas korupsi akan terasa mudah. Mulailah sejak sekarang, mulailah dari diri sendiri. Say no to corruption.

  •  

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun