Baru ingin mengetik kunci pasword di laptop , seorang pengamen wanita mendendangkan nyanyiannya di teras rumah. Aku sempat terkejut, sejenak ku terdiam dalam hanyutan lagu sang pengamen wanita tersebut.
“I remember…The way you glanced at me, yes I remember
I remember…When we caught a shooting star, yes I remember
I remember.. All the things that we shared, and the promise we made, just you and I”
Sambil menyenandungkan lagu yang familier itu, sepotong kisah pendek terlintas dikepalaku. Cerita tentang seseorang yang pernah menjadi istimewa. Untaian memori yang secara otomatis muncul ketika lagu dari mocca ini terputar. Terdengar berlebihan memang , sudahlah aku tak ingin terlarut dalam emosi yang tidak perlu. Ku keluar dan memberikan selemar kertas pada wanita pengamen tersebut. Ku lirik ia tersenyum pada ku.
Apakah semesta telah memaksa ku mengingat nya lagi lewat pengamen separuh baya tadi. Entahlah , dibenak ku saat ini hanya ingin bertemu denganngan nya mungkin sekali lagi.
“Tengnong”..suara pemberitahuan bahwa ada pesan masuk di hp. Dan kau tiba-tiba muncul. Ya kau muncul. Seperti malaikat yang dikirim semesta dari antah-berantah. Dengan kata sepatah mu itu kau menegur ku lagi. Tidak pernah ku berfikir bahwa hal ini akan terjadi. Mungkin sedikit berlebihan dalam sebuah andai-andai, tapi inilah nyatanya.