Mohon tunggu...
Utami Putri
Utami Putri Mohon Tunggu... Wiraswasta - To be a writer, Insyaaaallah.

menyukai mendengarkan, mengamati dan tentunya.. belajar menulis..:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Fragmen Kedua : Tentang Perjumpaan

8 Mei 2011   00:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:58 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pintu kamar terbuka, tepat setelah laptop milik Lastri telah tersimpan kembali ke dalam tas dan terdiam kaku di atas meja tulisnya. Lastri kaget melihat sosok tegap Rangga, yang kini telah berdiri tegak tak jauh darinya.

“Lastri.. sedang apa kau?”

Lastri gugup dan terdiam sementara untuk memberikan jawaban tepat bagi Rangga. Namun, sebelum jawaban itu dia temukan, tiba-tiba Rangga mengalihkan pertanyaannya.          

“Ada tamuku di bawah, maukah kau menemuinya?..”

Kening Lastri mengkerut. Tamu?

 “Baiklah,, “ jawab Lastri pendek, tanpa penolakan dan bertanya banyak.

Pintu kamar tertutup kembali. Rangga telah hilang dari pandangannya.

Sebetulnya Lastri agak malas untuk menemui tamu Rangga, namun dia memaksakan diri untuk menyambut ajakan suaminya itu. Dia khawatir, sang suami akan curiga kepadanya. Dia tak ingin Rangga mengetahui jika dia telah berusaha menghubungi kembali mantan kekasihnya, Roy.  

Lastri segera mengganti kostum kaus pendek yang dikenakannya, dengan kostum lain yang cukup santai namun sopan. Blus modis lengan pendek dan bermotif kembang kecil berwarna ungu muda, dipadu dengan celana jeans panjang biru tua. Kemudian, dia memoleskan lipstik berwarna kulit di bibir tipisnya, serta bedak tipis di pipi mulusnya.  Rambut panjang indah dan hitam miliknya, dia sisir seadanya dan dibiarkan tergerai. Dia tak lupa menyemprotkan sedikit wewangian beraroma lembut di lehernya. Cantik. Walau hanya berdandan seadanya, pesona Lastri tetap tidak dapat dinafikan. Setelah rapi, Lastri segera keluar dari dalam kamarnya.

Lastri menuruni undakan tangga satu demi satu. Setibanya di lantai satu, Lastri berjalan agak ragu menuju ruang tamu, tempat Rangga dan tamunya berada. Dia dapat mendengar Rangga berbicara dan tertawa lepas dari sana. Baru kali ini, Lastri mendengar Rangga tertawa seperti itu. Rangga jarang menunjukkan keriangan dan kehangatannya di depan Lastri. Siapa tamu itu? sepertinya Rangga senang berada didekatnya.

Bola matanya kini telah menemukan Rangga dan seorang tamunya yang tengah duduk di sofa kulit mewah ruang tamu. Tamu itu duduk di sofa tamu yang membelakanginya, hingga dia tak mampu menerka apakah dia pria atau wanita. Sejurus kemudian, pandangannya beradu dengan mata hitam Rangga yang tiba-tiba menengok ke arahnya. Rangga tersenyum manis, berdiri menghampirinya, lalu menggandeng tangannya menuju sofa tempat dia duduk tadi. Tak biasanya. Lastri mengeluh dalam hati. Lastri berjalan dengan agak sedikit menunduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun