Mohon tunggu...
Utami Putri
Utami Putri Mohon Tunggu... Wiraswasta - To be a writer, Insyaaaallah.

menyukai mendengarkan, mengamati dan tentunya.. belajar menulis..:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Fragmen Kedua : Tentang Perjumpaan

8 Mei 2011   00:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:58 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 “Roy.. dia pemuda baik,, Aku bahagia bila dapat bersanding dengannya..” sahut Lastri mantap.

“Baiklah.. jika kau bersikeras dengan keputusanmu, usah kau panggil aku ‘ayah’,,,” ancam Sarwoto.

Hening. Lastri membungkam.  Tak dapat lagi ia membantah perkataan ayahnya. Percakapan yang selalu berakhir dengan kalimat mati bila berlawanan dengan kehendak ayahnya.

Ayah Lastri, pengusaha ternama yang disegani, telah membuat keputusan untuk menjodohkan Rangga, anak sahabat karibnya, kepada Lastri. Muda dan sukses, menjadi alasan utama bagi Ayah Lastri untuk memilih Rangga sebagai calon menantunya, selain juga tampan. Dengan paras menawan Lastri beserta nama besar ayahnya, siapapun tidak akan menampik tawaran untuk dinikahkan dengannya. Dan Lastri hanya bisa pasrah dengan segala keputusan ayahnya. Dia tak ingin dicap sebagai anak durhaka.

Setelah menikah, Sulastri diboyong oleh Rangga ke luar kota, Bandung. Kota itu adalah tempat lahir Rangga. Disitu pula, Rangga bekerja sebagai salah seorang petinggi di perusahaan cukup besar milik ayahnya sendiri. Pasangan suami istri itu menempati salah satu rumah minimalis modern tak berpenghuni, milik kedua orangtua Rangga. Sejak hidup bersama Rangga, Lastri bertekad untuk menumbuhkan sembari memupuk selalu rasa cinta untuknya. Dia sadar betul, bahwa kini dirinya telah dimiliki oleh Rangga sepenuhnya. Lastri berharap, ia mampu hidup bahagia bersama Rangga, suaminya.

Namun sayang, angannya itu pupus oleh sikap Rangga sendiri. Rangga terlampau ambisius untuk memajukan profil perusahaannya. Karier menjadi tujuan hidup utamanya. Belum genap 4 bulan pernikahannya dengan Rangga, Lastri sudah membatin. Sebab, selama itu pula, sikap Rangga terhadap dirinya selalu terasa dingin dan hambar. Tak ada komunikasi berarti, yang terbangun indah diantara keduanya. Hati Lastri semakin gelisah tak menentu di setiap harinya. Sebagai seorang wanita, dia amat membutuhkan sosok pria yang mampu mencurahkan kehangatan, perlindungan, dan kasih sayangnya secara utuh.

***

Jam dinding pendulum di kamar Lastri menunjukkan pukul lima sore.  Lastri terpekur diam di meja tulisnya. Matanya tak lepas dari layar laptopnya. Gurat kekecewaan menutupi wajahnya. Seminggu sudah, email yang dia kirim belum mendapat balasan dari Roy. Pun dia tidak dapat menghubunginya lewat telepon, karena nomor Roy telah dia hapus dari daftar kontak di telepon genggamnya.

Teet...

Lastri tersentak saat mendengar suara nyaring klakson mobil. Apa itu mobil Rangga? bukan.. tak biasanya ia pulang sangat awal. Lastri segera bangkit dan menuju balkon kamarnya yang menghadap jalan aspal di depan rumahnya. Dia mencoba meyakinkan dugaannya. Dari teras kamarnya yang terletak di lantai dua itu, Lastri dapat melihat sebuah mobil sedan silver dengan jelas. Ternyata benar, mobil Rangga. Kendaraan itu berhenti sebentar didepan pintu pagar rumahnya yang tertutup, sebelum seorang pembantu lelaki bergegas membukakannya. Perlahan mobil Rangga masuk ke pelataran rumah yang cukup luas dan berhenti di depan garasi. Lastri bergegas kembali ke mejanya.

Rangga akan segera ke sini, pikirnya. Lastri segera menutup seluruh menu program di laptopnya dan mematikannya kemudian. Laptop itu segera dirapikannya.

Braaak..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun