Diantara keadaan yang genting tersebut, keluarga Weasley tetap menyelenggarakan pernikahan Bill, si sulung, dengan Fleur. Ditengah pesta, pelahap maut menyerang, membakar tenda-tenda. Tamu undangan kocar kacir, mereka langsung berDissaparate meninggalkan lokasi, begitupun Harmione, Ron, Harry. Hermione membawa mereka berDissaparte ke tengah kota London yang sibuk. Mereka memutuskan untuk singgah sejenak disebuah kedai kopi. Selagi mereka menunggu pesanan Capucino (Wajah Ron kebingungan ketika mendengar kata 'Capucino'), dua orang pekerja bengkel masuk. Jika saja Harry tidak jeli melihat tongkat sihir yang dikeluarkan dari sela-sela lengan baju, kedai kopi tersebut tidak perlu hancur lebur akibat peperangan mantra. Beberapa kutukan dan mantra pingsan mengenai dua pelahap maut tersebut.
Hermione memutuskan bahwa mereka tidak bisa berada di kota tersebut lebih lama lagi, keberadaan mereka telah tercium oleh pelahap maut yang kini makin bertambah banyak seiring kekuatan Voldemort yang bertambah dan menteror setiap penyihir keturunan Muggle yang biasa mereka sebut Darah Lumpur. Sementara di kementrian sihir pun terjadi kudeta besar-besaran. Para petinggi yang pro-muggle dicopot dari jabatannya lalu digantikan oleh orang-orang yang juga secara tidak langsung tergabung dengan pelahap maut. Artinya, Voldemort sudah menguasai pemerintahan dunia sihir dan dengan mudah memanipulasi hukum dunia sihir untuk menghukum penyihir keturunan munggle.
Dan begitulah yang terjadi.
Harry Potter, Ron Weasley dan Hermione Granger menjadi daftar paling atas buronan yang paling dicari, entah atas tuduhan apa. Hermione memutuskan untuk berpindah jauh di hutan. Petunjuk demi petunjuk mereka gali untuk mendapatkan Horcux yang menyimpan kekuatan jahat akibat jiwa Voldemort yang tersimpan dalam benda tersebut. Tinggal lima buah Horcux, salah satunya sedang bertengger di leher Dollores Jane Umbridge pernah menjabat sebagai guru pertahanan ilmu hitam di Hogwarts. Maka itu mereka perlu menyamar sebagai pegawai kementrian sihir. Rencana pun dibuat, menyandera tiga orang pegawai kementrian secara acak, menyamar menjadi mereka dengan ramuan Polyjus. Singkat kata, segala kebetulan terjadi. Setelah mengambil kalung dari leher Umbridge mereka bertiga segera melarikan diri, namun dikejar dan bertarung saat berDissaparate bukan ide baik dan tidak dianjurkan karena terlalu berbahaya bagi penyihir, tubuh bisa robek dan terbelah. Dan ini terjadi pada Ron.
Ia cukup beruntung karena Hermione begitu pandai dan segera mengantisipasi lengannya yang terbelah dari menjadi memburuk, namun Ron masih harus memulihkan diri. Untuk sementara mereka harus menunggu. Berada dalam keadaan frustasi karena tidak dapat menghancurkan liontin Horcux, kekhawatiran bahwa keluarga bisa saja menjadi korban penangkapan menteri sihir secara semena-mena, rencana yang kini harus tertunda, membuat keadaan mudah sekali memanas. Hingga puncaknya, Ron meninggalkan Hermione dan Harry dari rencana perjalanan mereka tersebut.
Berpindah-pindah merupakan hal yang selanjutnya mereka lakukan. Hingga disebuah tempat, Harry berhasil menemukan pedang Gryfindor terkubur dibawah sungai yang ditutupi lapisan es cukup tebal atas petunjuk sebuah rusa yang dihasilkan dari Patronus seseorang. Celakanya Horcux yang dibawanya masuk ke dalam air, mencekiknya hingga nyaris mati. Seseorang datang menolongnya, yang ia pikir Hermione, namun yang ada di depannya adalah Ron Weasley, sahabatnya yang kini kembali.
Horcux dapat dihancurkan ketika pedang diayunkan membelah liontin oleh Ron, namun luka di kepala Harry tiba-tiba berdenyut dan sakit, secara luar biasa ia terhubung dengan Voldemort dan mengetahui rencana-rencana selanjutnya. Tentang tongkat sihir sakti yang dapat mengalahkan semua tongkat lain.
"It lays with him..."
Tongkat milik penyihir hebat yang kematiannya tidak pernah di duga dan sepeninggalnya semua menjadi kacau. Albus Dumbledore.
*obliviate menjadi mantra pembuka yang sangat kuat bagi saya secara pribadi, saya pernah mengucap obliviate beberapa tahun lalu dan masih menyakitkan ketika menyaksikannya sekarang. Menghilang diantara foto, diantara kenangan, menyedihkan jika hal itu terjadi dan itulah mengapa mantra ini terasa begitu berarti...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H