Mohon tunggu...
UtamaPutranto
UtamaPutranto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Program Doktoral Komunikasi Universitas Sahid

membahas hal yang berkaitan dengan komunikasi, fotografi, musik, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Dampak Grand Theft Auto pada Pemuda Indonesia Melalui Teori Simulacrum Baudrillard

9 Juli 2024   06:30 Diperbarui: 9 Juli 2024   06:56 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aplikasi Teori Baudrillard pada Kasus GTA Indonesia

Fenomena anak-anak Indonesia yang merekreasi skenario dari Grand Theft Auto dalam kehidupan nyata dapat dianalisis melalui orde ketiga simulacrum Baudrillard, di mana simulacrum berpura-pura menjadi hal nyata sementara tidak memiliki kaitan dengan realitas apa pun. Tahap ini mencerminkan hiperrealitas, di mana representasi game dari dunia dirasakan lebih nyata daripada dunia nyata itu sendiri.

Dalam GTA, tindakan dalam game seperti pencurian, kekerasan, dan penghindaran hukum menciptakan simulasi fungsi masyarakat yang terputus dari konsekuensi moral dan hukum yang nyata. Ketika anak-anak mencoba menerjemahkan tindakan ini ke dunia nyata, mereka terlibat dengan representasi game seolah-olah itu adalah realitas, menunjukkan konsep hiperrealitas Baudrillard. Ini menunjukkan hilangnya perbedaan antara representasi game yang disimulasikan dari kejahatan dan implikasinya di dunia nyata.

Pandangan anak-anak tentang model ekonomi game sebagai sistem akumulasi sederhana melalui aktivitas kriminal mencerminkan kesalahpahaman tentang sistem ekonomi dan moral dalam kehidupan nyata. Baudrillard mungkin berpendapat bahwa anak-anak ini terlibat dalam bentuk "pertukaran simbolik" --- konsep yang ia bahas dalam karyanya --- di mana mereka meniru perilaku dari game untuk mendapatkan status atau pengakuan di antara rekan sebaya mereka, tanpa memperdulikan konsekuensi moral atau hukum yang sebenarnya. Apa yang mereka peroleh dari aktivitas ini (sensasi, pengakuan) dapat dilihat sebagai upaya untuk mencapai sesuatu yang terasa bermanfaat dalam konteks hiperreal game.

Pengaburan batas hukum lebih lanjut menunjukkan seberapa dalam simulasi game mempengaruhi persepsi mereka tentang norma sosial. Dalam pandangan Baudrillard, tindakan merampok orang dalam game, tanpa konsekuensi dunia nyata, mungkin menyebabkan anak-anak ini memandang tindakan serupa dalam realitas sebagai sama tidak berarti. Ini mencerminkan tahap kritis hiperrealisme di mana game menjadi realitas, memimpin mereka untuk melakukan skenario ini tanpa rasa salah.

Baudrillard kemungkinan akan melihat fenomena ini sebagai refleksi pergeseran masyarakat kontemporer menuju hiperrealitas, di mana representasi hal-hal menjadi lebih signifikan daripada bentuk aktual mereka, dan di mana batas antara game dan kehidupan menjadi tidak terlihat bagi para pemain. Kekhawatiran sebenarnya di sini, seperti yang mungkin dicatat Baudrillard, bukan hanya bahwa anak-anak meniru game tetapi bahwa mereka melakukannya tanpa mengenali pergeseran dari konsekuensi virtual ke konsekuensi dunia nyata, menyoroti masalah sosial dan budaya yang mendalam.

Kesimpulan

Insiden di Indonesia menyoroti masalah sosial penting yang diprediksi oleh Baudrillard: penggabungan realitas dengan simulasi. Seiring video game seperti GTA terus mengaburkan batas-batas ini, tantangan bagi masyarakat terletak pada kebutuhan untuk membangun kembali pembatasan yang jelas antara ranah ini untuk mencegah pelaksanaan skenario virtual dalam dunia nyata. Pengaruh GTA pada pemuda Indonesia berfungsi sebagai pengingat yang tegas tentang efek mendalam dari simulasi imersif dan kebutuhan akan keterlibatan kritis dengan media dalam membentuk perilaku generasi masa depan.

Referensi

  • Baudrillard, J. (1994). Simulacra and Simulation. The University of Michigan Press.

  • Baudrillard, J. (1970). The Consumer Society: Myths and Structures. Sage Publications.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun