Kupercepat langkahku.
Untuk membeli kain putih pesanan ibu
padahal kemarin aku disuruhnya
Hampir menabrakku, pak polisi bergegas menuju jalan-raya
Ada orang tertabrak truk.
Pemahat kayu sedang duduk bersila
Kuhampiri sejenak dan bertanya
Andakah yang membuat ini?
Sekilas anggukan sederhana yang kutangkap
Kuperhatikan dia seperti sedang memperhatikanku
layaknya dihipnotis, aku duduk disampingnya
Mataku menerawang kepahatan nama yang ada
Kutunjukkan satu nama yang kukenal,
dia hanya menunjuk tikungan jalan dan berkata besok pagi
Selang waktu selanjutnya penuh dengan kebisuan
Hingga terpecahkan dengan bunyi kantong kresek
ambillah,
Sudah selesai kemarin,
Tapi sesuai perintah, harus kuserahkan sekarang
kuambil lalu berjalan menuju tikungan yang dia tunjuk
Sampai setengah jalan,
Aku berbalik arah mencari sipemahat
Tapi tak ada
Kuberlari menuju rumah
Aku terseok,
Sampai rumah ibuku tak ada
Kuberlari lagi ke tikungan tadi dan berhenti di kuburan
Sangat cepat, bahkan sampai hidungku bersimbah darah
Hening dan sunyi tak ada apa-apa disana
Kukembali ke jalan-raya,
kulihat polisi tadi sedang menutup badanku yang tergeletak bersimbah darah
ada ibu memeluk adikku yang sedang memeluk bonekanya
Sambil menangis, Ibu berkata
Coba kemarin kamu beli kain putih ini, nak!
Mungkin tak ada truk yang lewat melindas