Mohon tunggu...
Firdausi Nuzula
Firdausi Nuzula Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR. Ahmad)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam-Malam Sunyi Mencari Cahaya

1 Desember 2024   06:21 Diperbarui: 3 Desember 2024   13:06 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia pun melakukan I'tikafnya. Namun ia gelisah karena merasa tidak pantas orang sepertinya mendapat ampunan Allah. 

Suatu malam, Sarah beremu ustadz yang yang dulu membimbingnya dan beliau memberikan nasehat kepadanya . "Sarah, setiap orang memiliki perjalanan spiritual yang berbeda. Yang penting adalah niat kita ikhlas," ujar ustadz itu. Kata-kata itu seolah menusuk ke dalam hati Sarah. Ia mulai menyadari bahwa kesempurnaan itu relatif dan yang terpenting adalah terus berusaha menjadi lebih baik.Ia pun mencoba Istiqamah pergi ke Masjid selama sepuluh hari terakhir itu.

Malam demi malam Sarah habiskan di masjid. Ia membaca Al-Quran, berdoa, dan merenung. Ada satu ayat yang sangat menyentuh hatinya, "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." Ayat itu memberinya kekuatan untuk terus bertahan.

Sarah juga mulai terbuka kepada teman-teman i'tikaf lainnya. Ia berbagi cerita tentang kegelisahannya dan mereka pun bergantian menceritakan pengalaman mereka. Saling berbagi membuat Sarah merasa tidak sendiri.

Pada malam Lailatul Qadar, suasana masjid terasa sangat khusyuk. Semua orang berkumpul untuk beribadah dengan penuh khusyuk. Sarah merasakan kehadiran Allah SWT dengan sangat kuat. Air matanya mengalir deras saat ia memohon ampunan dan berterima kasih atas segala nikmat yang telah Allah berikan.

Setelah sepuluh malam berlalu, Sarah keluar dari masjid dengan hati yang penuh kedamaian. Ia merasa telah menemukan jawaban atas semua pertanyaannya. Ia menyadari bahwa i'tikaf bukan hanya tentang ibadah fisik, tetapi juga perjalanan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Setelah kembali dari masjid, Aisyah langsung mencari neneknya. "Nek, aku punya banyak cerita seru nih," sapa Aisyah dengan semangat. Neneknya tersenyum lembut. "Ceritakan, Nak. Nenek senang mendengarnya." Aisyah pun mulai bercerita tentang pengalamannya selama i'tikaf, mulai dari kesulitan yang ia hadapi hingga kebahagiaan yang ia rasakan. Neneknya mendengarkan dengan penuh perhatian. "Alhamdulillah, cucuku sudah berubah. Nenek bangga padamu."

Kembali ke kehidupan sehari-hari, Sarah membawa perubahan yang signifikan. Ia menjadi lebih sabar, lebih syukur, dan lebih dekat dengan Allah. Ia juga aktif berbagi pengalamannya dengan teman-teman dan mengajak mereka untuk mengikuti jejaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun