Mohon tunggu...
Uswatun Uswatun
Uswatun Uswatun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi volly ball

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori empati dari Martin Hoffman

17 Januari 2025   20:19 Diperbarui: 17 Januari 2025   20:19 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Pengaruh Lingkungan dan Pengasuhan terhadap Empati

    Hoffman juga menekankan bahwa lingkungan sosial, terutama orang tua dan pengasuh, memainkan peran penting dalam perkembangan empati. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang mendukung dan penuh kasih cenderung mengembangkan empati yang lebih baik, karena mereka memiliki contoh positif tentang bagaimana merespons perasaan orang lain. Sebaliknya, anak-anak yang tidak mendapat perhatian emosional atau dibesarkan dalam lingkungan yang kurang mendukung bisa menghadapi kesulitan dalam mengembangkan empati.

    Misalnya, orang tua yang secara konsisten menunjukkan empati kepada anak mereka, memberikan perhatian dan mendengarkan perasaan mereka, akan membantu anak tersebut mengembangkan kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Selain itu, jika anak melihat perilaku empatik dari orang-orang terdekat mereka, mereka lebih cenderung meniru perilaku tersebut.

 Kesimpulan

    Teori empati Martin Hoffman memberikan wawasan penting tentang bagaimana empati berkembang pada anak-anak dan bagaimana proses ini melibatkan dimensi emosional, kognitif, dan sosial. Empati bukan hanya reaksi emosional terhadap perasaan orang lain, tetapi juga kemampuan untuk memahami perspektif orang lain dan bertindak untuk meringankan penderitaan mereka. Dengan melalui tahapan perkembangan yang dimulai dari empati global hingga empati moral, teori ini membantu kita memahami bagaimana individu belajar untuk merespons kebutuhan dan perasaan orang lain, yang sangat penting untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan perilaku moral yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun