Mohon tunggu...
Uswatun Khasanah
Uswatun Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Mahasiswa KKN Universitas Muhammmadiyah Purwokerto Kelompok 19

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inovasi Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas menjadi Sabun Cuci Piring oleh Mahasiswa KKN UMP Kelompok 19 di Desa Sodong Basari

9 Agustus 2024   21:10 Diperbarui: 9 Agustus 2024   21:16 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Purwokerto kelompok 19 memiliki program unggulan yaitu inovasi dengan memanfaatkan limbah kulit nanas menjadi sebuah produk berupa sabun cuci piring. Pembuatan sabun cuci piring dilakukan di desa Sodong Basari, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Produk tersebut dapat bernilai jual untuk meningkatkan ekonomi dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat.

Fredy Bagus Kurniawan selaku Koordinator KKN UMP kelompok 19 di desa Sodong basari dengan pendamping Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak Ns.Muhammad Hanif Prasetya Adhi, S.Kep., M.Kep menyampaikan bahwa Desa Sodong Basari memiliki nanas sebagai ciri khas utama dari desa Sodong Basari. 

Maka program SABUNAS (Sabun Cuci Piring Nanas) yang meruapakan produk unggulan dari mahasiswa KKN UMP 2024 kelompok 19 desa Sodong Basari adalah produk olahan dari limbah kulit nanas yang sudah tidak terpakai dan diubah menjadi sabun cuci piring.

Tujuan diadakannya sosialisasi pembuatan Sabunas ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada Masyarakat dan mengajak Masyarakat untuk dapat mengolah limbah kulit nanas ini dengan cara membuat Sabun Cuci Piring dari Limbah Kulit Nanas (SABUNAS).

Karena sudah dari dulu limbah merupakan masalah lingkungan yang masih terus terjadi. Dan jumlahnya juga semakin banyak, baik itu limbah yang dapat terurai maupun yang tidak dapat terurai. Dari keduanya ini limbah yang semakin banyak dan semakin menumpuk tetap akan menimbulkan banyak dampak.

Pembuatan SABUNAS/dokpri
Pembuatan SABUNAS/dokpri

Produk olahan dari limbah nanas ini termasuk kedalam eco-enzyme. Eco-enzyme sendiri itu adalah larutan zak organic kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi zat organik, gula, dan air. Dan cairan ini biasanya berwarna coklat gelap serta memiliki aroma yang asam atau segar yang kuat, ungkap Fredy Bagus Kurniawan.

Eco-enzyme bisa menjadi cairan ini multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco-enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapiur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat.

Hasil jadi Eco-Enzyme SABUNAS/dokpri
Hasil jadi Eco-Enzyme SABUNAS/dokpri

Lalu mengapa hal itu sangat bermanfaat? Karena eco-enzyme itu prosesnya akan melepaskan gas ozon (O3) dan dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang merangkap panas di awan. Ada berapa alasan yang harus dipertimbangkan saat menggunakan produk eco-enzyme yaitu: hemat, mengurangi polusi, air purify, banyak manfaatnya (pembersih rumah tangga, insektisida, antiseptik, perawatan tubuh, pupuk, dll).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun