Mohon tunggu...
uswatun khasanah
uswatun khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi berjalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tantangan Globalisasi : Apakah Bank Sentral Masih Memiliki Kendali atas Kebijakan Moneter?

19 Desember 2024   18:51 Diperbarui: 19 Desember 2024   18:51 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan globalisasi sebagai proses di mana ide, teknologi, gaya hidup, dan informasi diintegrasikan ke seluruh dunia. Sistem ekonomi dunia sendiri telah mengalami perubahan yang signifikan sebagai akibat dari globalisasi. termasuk dalam pengelolaan kebijakan moneter oleh bank sentral. Kebijakan moneter merupakan pilar utama dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara dan ketidakstabilan ekonomi di era globalisasi.

Peran bank sentral semakin kompleks dan penting di era globalisasi. Banyak aspek ekonomi dan keuangan, termasuk operasi bank sentral telah mengalami perubahan substansial sebagai akibat dari globalisasi. Integrasi ekonomi global yang lebih dalam merupakan salah satu aspek dari perubahan-perubahan ini selain perubahan-perubahan dalam bidang informasi dan teknologi. Agar stabilitas keuangan dan ekonomi dapat dipertahankan, bank-bank sentral di seluruh dunia harus menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi baru ini (Astuti et al., 2024). Globalisasi memberikan peluang seperti akses ke pasar keuangan global dan adopsi teknologi canggih. Namun, globalisasi juga menimbulkan tantangan yang signifikan bagi bank-bank sentral di seluruh dunia, terutama dalam menjaga stabilitas moneter.  Pertanyaannya adalah : sebenarnya apakah bank sentral masih memiliki kendali atas kebijakan moneter di era globalisasi ini?

Peran Bank Sentral dalam Kebijakan Moneter

Moneta dalam bahasa Latin, yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan uang atau proses di mana uang diproduksi dan didistribusikan dalam kegiatan ekonomi adalah asal kata moneter. Kebijakan moneter adalah elemen kunci dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter berupaya mencapai tujuan ekonomi makro seperti pembayaran yang seimbang, pembangunan yang merata, stabilitas harga, dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (Rangkuty et al., 2024). Untuk mencapai tujuan -- tujuan tersebut, bank sentral menggunakan instrumen -- instrumen seperti suku bunga, operasi pasar terbuka, dan pengendalian cadangan wajib bank. Namun, faktor ekonomi internal dan eksternal memiliki dampak yang signifikan pada seberapa efektifnya instrumen ini. Peran bank sentral menjadi semakin rumit di era globalisasi karena dampak faktor eksternal seperti fluktuasi nilai tukar mata uang dan arus modal internasional.

Tantangan Globalisasi terhadap Kebijakan Moneter

Perumusan kebijakan moneter yang efektif dalam konteks globalisasi menghadirkan masalah yang signifikan bagi negara. Salah satu tantangan utama adalah kerentanan mereka terhadap perubahan kebijakan moneter dunia. Kebijakan moneter negara-negara maju, seperti suku bunga yang ditetapkan oleh Federal Reserve AS atau Bank Sentral Eropa, serta pergeseran arus modal internasional dan harga komoditas, semuanya dapat berdampak pada ekonomi suatu negara dalam sistem ekonomi yang semakin saling terhubung (Fadhillah, 2024).

Globalisasi meningkatkan volatilitas pasar, yang dapat mempengaruhi nilai tukar, suku bunga, dan harga komoditas. Pasar global yang lebih terintegrasi menyebabkan pergerakan harga dan aliran modal antar negara yang sangat cepat dan sering kali tidak dapat diprediksi. Hal ini dapat menciptakan ketidakpastian bagi bank sentral dalam merancang kebijakan moneter, karena faktor eksternal sering kali lebih dominan daripada faktor domestik 

Ketidakstabilan ekonomi dalam negeri juga dapat diakibatkan oleh perubahan nilai tukar yang tajam yang disebabkan oleh pergeseran kebijakan moneter negara-negara maju atau krisis keuangan global yang memicu arus keluar modal. Agar negara dapat mencegah dampak negatif dari ketidakstabilan eksternal ini, termasuk inflasi yang berlebihan atau devaluasi mata uang yang mengurangi daya beli masyarakat, manajemen kebijakan moneter sering kali harus mengelola kebijakan moneter dengan hati-hati. Menyeimbangkan antara stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi menjadi tugas yang sangat sulit di negara-negara dengan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.

Ketergantungan pada aliran modal asing juga memberikan tantangan lain bagi kebijakan moneter. Banyak negara bergantung pada investasi asing untuk membantu pembangunan infrastruktur, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Namun, karena ketergantungan ini, mereka rentan terhadap pergeseran kebijakan moneter negara-negara maju. Investor terkadang menarik modal mereka untuk mencari imbal hasil yang lebih besar, seperti AS, ketika suku bunga naik. Hal ini dapat menyebabkan nilai mata uang menurun dan mengurangi likuiditas lokal (Fauziyah, 2022).

Apakah Bank Sentral Masih Memiliki Kendali?

Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi, bank sentral masih memiliki kendali atas kebijakan moneter, meskipun dengan meningkatnya kompleksitas dan kebutuhan akan fleksibilitas. Untuk menyesuaikan kebijakan moneter dengan kondisi ekonomi, bank sentral dapat menggunakan berbagai instrumen. Contohnya seperti cadangan devisa dapat digunakan untuk menstabilkan nilai tukar, sementara operasi pasar terbuka dapat digunakan untuk mengendalikan likuiditas, yaitu dengan melakukan pembelian atau penjualan surat berharga pemerintah. Kebijakan ekspansif dengan membeli surat berharga meningkatkan jumlah uang yang beredar, sedangkan kebijakan kontraktif atau penjualan surat berharga mengurangi jumlah uang yang beredar.

Selain mengendalikan inflasi dan nilai tukar mata uang, bank sentral juga berkontribusi untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Kebijakan makroprudensial, seperti regulasi kredit dan pengawasan perbankan, merupakan instrumen penting untuk mengelola risiko-risiko yang terkait dengan globalisasi. Untuk mengatasi tantangan global, bank sentral juga dapat berkolaborasi atau bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi internasional. Seperti dengan mengkoordinasi kebijakan moneter dan fiscal. Hal tersebut dapat membantu mengurangi tekanan pada nilai tukar dan inflasi.

Peluang di Tengah Tantangan Global

            Di samping tantangan-tantangan kebijakan moneter, ada pula beberapa peluang kebijakan moneter yang didapatkan di era globalisasi ini. Kemampuan untuk memanfaatkan pasar modal internasional untuk membiayai inisiatif pembangunan atau kekurangan anggaran adalah salah satu dari banyak peluang terbaik bank sentral. Negara-negara dengan akses yang lebih mudah ke pasar global dapat memperoleh pendanaan yang lebih terjangkau dan efektif. Bank sentral dapat mendorong penanaman modal asing dan mempermudah pembiayaan sektor-sektor ekonomi dengan menerapkan kebijakan. Bank sentral dapat menjalankan kebijakan moneter dengan lebih cepat dan tepat berkat teknologi keuangan dan sistem pembayaran internasional yang lebih efektif, terutama dalam hal pengendalian likuiditas dan menjaga stabilitas harga. Negara-negara dengan kebijakan moneter yang stabil dan menarik bagi investor internasional dapat mengakses pasar obligasi internasional dengan bunga lebih rendah, serta dapat meningkatkan pendanaan untuk proyek nasional dan pembangunan infrastruktur.

            Untuk menjaga stabilitas ekonomi internasional, globalisasi juga memberikan peluang bagi bank sentral untuk berkoordinasi lebih baik dengan bank sentral negara lain. Misalnya, untuk menjaga kepercayaan pasar dan menghindari kerusakan sistem keuangan selama krisis global, bank sentral dari beberapa negara dapat bekerja sama untuk menurunkan suku bunga secara bersamaan dan menawarkan lebih banyak likuiditas. Untuk mengatasi masalah global, bank sentral dan lembaga internasional lainnya seperti Bank Dunia dan IMF harus bekerja sama lebih banyak. Ekonomi global menjadi stabil dan krisis keuangan dapat diatasi karena kolaborasi ini.

            Tantangan - tantangan globalisasi telah membatasi otoritas bank sentral untuk menetapkan kebijakan moneter, namun hal ini tidak menjadikan peran bank sentral menjadi tidak penting. Bank sentral tetap memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui kerja sama, inovasi, dan fleksibilitas atau adaptasi. Namun, bank sentral tidak dapat mencapai kesuksesan dalam mengelola kebijakan moneter sendirian. Masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah juga harus mendukung upaya ini dengan kebijakan inklusif dengan saling bekerja sama. Di era globalisasi yang penuh tantangan, bank sentral bukan hanya pengendali moneter, tetapi juga penjaga stabilitas perekonomian negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun