Mohon tunggu...
Uswatun NurKhasanah
Uswatun NurKhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Diam adalah jeritan terkuat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengabdian Disiplin Ilmu Pendidikan Menjadi Seorang Editor

21 Juni 2023   10:09 Diperbarui: 21 Juni 2023   10:22 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia pendidikan yang dinamis mengikuti perkembangan zaman, terutama pada masa revolusi 4.0, mau tidak mau, mampu tidak mampu, kita dipaksa untuk menjadi terbiasa. Karena sejatinya manusia yang bijak adalah yang mau dan mampu bermanfaat bagi lingkungannya. Seiring dengan bertambahnya beberapa kosa kata baru yang masuk akibat dari mudahnya segala budaya masuk ke lingkungan kita, hanya dalam satu klik.

Sebagai warga negara yang harus mencintai Bahasa Indonesia, saya terpanggil untuk mendedikasikan ilmu pengetahuan yang telah saya dapatkan di Kampus Multikultural, khususnya dari disiplin ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia. Pengabdian yang mungkin tidak sebanding dengan apa yang para pendidik ajarkan, namun dari tangan editor lah segala referensi yang dihidangkan melalui tangan pendidik, dapat dicerna dengan mudah.

Selama ini, hampir setiap waktu kita disibukkan dengan membaca. Entah itu membaca berita, tulisan di brosur, membaca WhatsApp, Instagram, dan segala jenis medsos lainnya. Ada yang enak dibaca, malah ada yang membuat kita berhenti membaca karena beragam alasan.

Perlu Anda ketahui, setiap karya tulis tidak bisa langsung berdiri sendiri. Ada banyak proses yang harus dilewati oleh karya tulis itu, hingga sampai ke hadapan Anda untuk dibaca.

Seorang penulis, mampu menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk goresan tinta yang bermakna. Setelah semua proses menulis selesai, si penulis tentu sudah melalui beberapa tangga tahapan yang sangat rumit. Mengapa demikian? dikatakan rumit, karena untuk menulis sendiri itu membutuhkan niat dan semangat yang membara.

Penulis, butuh waktu yang tidak sedikit dalam mengolah perbendaharaan kata dalam sebuah imajinya. Waktu yang dibutuhkan untuk proses itu, tidak sama bagi setiap penulis. Ada yang sudah terbiasa mengelola waktu untuk mengolah ide, ada pula yang membutuhkan masa yang lebih panjang untuk menyelaraskan konsepnya. Dan semua itu adalah bentuk kewajaran, karena tingkat kemampuan yang berbeda dalam setiap kepribadian orang.

Kembali ke pembahasan awal, hasil karya seorang penulis tidak bisa langsung berdiri sendiri. Ada pihak lain yang ikut serta di dalamnya sampai tulisan tersebut diterbitkan, atau tayang kepada khalayak ramai. Dialah person yang dikenal dengan profesi editor.

Ya, inilah sebuah profesi yang bisa kita jelajahi setelah kita menyelesaikan pendidikan di jenjang Strata 1 program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Banyak orang di sekitar kita, beranggapan bahwa lulusan prodi pendidikan itu banyak mencetak seorang pendidik. Nyatanya banyak terjadi di lapangan ketika seseorang telah menyandang gelar S.Pd., orang tersebut jarang berkecimpung di dunia pendidikan.

Banyak orang termasuk saya memberi patokan bahwa masa depan bergantung pendidikan dan jurusan yang telah diambil. Semisal kita dalam perkuliahan mengambil pendidikan, maka setelah selesai mengenyam pendidikan kita harus menjadi seorang pendidik. Namun, nyatanya tidak, dikarenakan banyak lulusan pendidikan yang pernah saya temui tidak mau menjadi pendidik termasuk saya.

Setiap insan di sekitar kita memang bermacam-macam profesi apa yang dicita-citakan setelah menempuh pendidikan nanti. Teruntuk saya pribadi menjadi seorang editor adalah sebuah profesi yang saya cita-citakan sejak duduk di bangku SMP  jikalau nanti disaat saya sudah menyandang gelar S.Pd., namun tidak ditakdirkan bisa menjadi seorang pendidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun