Mohon tunggu...
Uswatun hasanah
Uswatun hasanah Mohon Tunggu... Akuntan - Tugas kuliah

Belajarlah untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegiatan Pemberdayaan Kaum Dhuafa

12 Januari 2022   08:49 Diperbarui: 12 Januari 2022   08:51 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta (Senin, 27 desember 2021) -- Ditengah pandemi seperti ini, banyak sekali masyarakat yang sedang mengalami masa masa sulit. Pandemi ini perlahan lahan membuat banyak orang harus berusaha keras untuk tetap bertahan hidup. 

Dengan menyebarnya pandemi ini dan ditetapkan nya PPKM, banyak golongan masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, bahkan harus kehilangan pekerjaannya. Kondisi ini diperkirakan berpotensi menambah jumlah penduduk miskin di Indonesia.

Bagi sebagian orang, tidaklah mudah untuk bisa bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19 yang merebak. Kelaparan sudah pasti menjadi momok bagi kehidupan mereka. Bahkan beberapa waktu terakhir ini dihebohkan dan dikejutkan dengan kisah-kisah pilu yang menyayat hati dan begitu miris untuk disaksikan. 

Kondisi ini tentunya sangat memperihatinkan dan mengundang rasa iba bagi kita yang menyaksikan banyaknya potret kemiskinan yang terus bertambah dari hari ke hari.

Ketahanan pangan selama masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu isu krusial. Sebab, keterjangkauan akses pangan yang menjadi bagian dari ketahanan pangan mesti

dipastikan pemerintah seiring penerapan pembatasan sosial di berbagai daerah. Tanpa ada jaminan akses pangan yang mudah, maka semakin banyak masyarakat yang akan mengalami kelaparan yang akan menyebabkan jumlah penduduk miskin yang selama ini ditekan oleh pemerintah bisa semakin bertambah. 

Pangkal persoalan saat ini bermula dari banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Terlebih mereka yang masuk dalam kategori miskin maupun rentan miskin. Padahal sekitar 65 persen pengeluaran kelompok masyarakat miskin digunakan untuk kebutuhan makanan. 

Adapun pengeluaran untuk makanan dari kelompok masyarakat rentan miskin sekitar 62 persen. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjamin dua kelompok itu untuk mendapatkan akses pangan dengan mudah. 

Kondisi tersebut membuat kami mahasiswi dari kelas 3A Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka yang beranggotakan : Indah Permata Andani, Uswatun Hasanah, Resti Irfani melakukan kegiatan pemberdayaan dalam rangka memenuhi mata kuliah kemuhammadiyahan dengan Dosen Pengampunya yaitu Toto Tohari, S.Th.I, M.Ag. 

Kelompok kami telah berhasil memberikan hasil donasi untuk pemberdayaan keluarga sebagai tugas dari Mata Kuliah Kemuhammadiyahan untuk Nenek Romsana. Beliau bertempat tinggal di Podok Aren, Tangerang Selatan. 

Nenek Romsana memiliki satu orang anak yang sudah berkeluarga dan Nenek Romsana ini tidak memiliki pekerjaan tetap. Hal itulah yang menyebabkan kelompok ini tergugah untuk melakukan kegiatan pemberdayaan kepada Ibu Sariyanah pada masa pandemi Covid-19 ini kondisi beliau cukup memprihatinkan, untuk membantu keluarga Ibu Sariyanah kami melakukan pembukaan donasi bagi para donatur yang ingin membantu dari Ibu Sariyanah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun