Mohon tunggu...
Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi_Fisip

Menulislah agar kau di kenang, berbicaralah agar kau di kenal. Tapi ingat, perbaiki perilaku berbicara sebelum kita merasa berwibawa dengan suara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Duafa Terdampak Pandemi Harus Diberdayakan, Bukan Sekedar Bantuan Pangan

30 Desember 2021   14:36 Diperbarui: 30 Desember 2021   17:35 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangat perjuangan
Semangat perjuangan

Pemberdayaan keluarga Duafa
Pemberdayaan keluarga Duafa

Pemberdayaan kaum duafa atau mustad’afiin di masa pandemi menjadi sebuah perhatian bagi Muhammadiyah terkhusus pada Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka yang memiliki program pemberdayaan keluarga Duafa setiap tahunnya melalui Mata Kuliah "Kemuhammadiyahan". Keberpihakan Muhammadiyah dalam menolong kesengsaraan menjadi modal untuk selalu membantu kaum duafa khususnya yang saat ini terdampak dalam situasi Pandemi Covid-19.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kegiatan dakwah merupakan suatu proses pengamalan terhadap ajaran agama yang di sampaikan dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan dan dilakukan atas dasar kesadaran akan kewajiban moral setiap individu muslim terhadap agamanya. Untuk saat ini, situasi dan kondisi atau keadaan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terbentuknya sikap manusia (Amar ma’ruf nahi mungkar). 

Oleh karenanya dibutuhkan bantuan warga Indonesia khususnya para filantrophy untuk membantu mengurangi angka kemiskinan yang ada di Indonesia, salah satunya terhadap keluarga Duafa. Keluarga Duafa adalah golongan manusia yang senantiasa hidup dalam zona kemiskinan, ketertindasan, ketidakberdayaan, kelemahan dan penderitaan yang terus menerus. Contohnya adalah fakir miskin, anak terlantar, orang cacat, dan anak-anak yatim, oleh karena itu pantaslah bagi mereka untuk diberdayakan.

Sebagaimana firman Allah swt didalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah (2) : 245 : “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di  jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang lebih banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”

Untuk itu, kami Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Uhamka atau sebut saja Kelompok 10 yang beranggotakan : Uswatun Hasanah, Rusma Indah Prastiwi dan Anjeli Pramudita ingin mengadakan kegiatan yang relevan dengan tujuan dakwah tersebut, yaitu dengan mengadakan penggalangan dana untuk didonasikan kepada keluarga Duafa.

Program pemberdayaan ini kami lakukan selama kurang lebih 2 bulan. Mulai dari melakukan survey, persiapan, pelaksanaan, fundraising, monitoring dan evaluasi. Lokasi yang ditargetkan oleh kelompok kami yaitu dirumah Bapak Kojer (48) yang beralamat di Kampung Samprok, Des. Pangaur, Kec. Jasinga, Kab. Bogor pada tanggal 27 Desember 2021.

Bapak Kojer (48) adalah seorang buruh jompo yang tinggal dalam 1 petak gubuk tanpa tempat tidur maupun kamar mandi. Lantainya pun masih berupa tanah dan tempat tidur yang di gunakan terbuat dari bambu yang di rakit.

Dulu bapak kojer adalah seorang penjual soto yang bekerja sama dengan saudaranya, namun karena dampak negatif dari adanya wabah Pandemi Covid-19, akhirnya beliau berhenti dan memilih untuk bekerja sebagai buruh di kampungnya. Namun, bekerja sebagai buruh ternyata tidak sesuai dengan harapan bapak kojer, di rasa pekerjaan ini tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya karena gaji yang di dapatkan cenderung tidak menentu dan amatlah kecil, sehingga terpaksa beliau menjual seluruh peralatan, demi untuk tetap bertahan hidup.

Melihat latar belakang dari bapak Kojer (seorang pedagang soto), maka kelompok kami lebih menekankan untuk mengutamakan pemberdayaan bagi masyarakat dalam artian tidak hanya tanggap darurat memenuhi kebutuhan pangan, akan tetapi lebih kepada memberdayakan masyarakat melalui potensi yang ada di lingkungan dan dikembangkan menjadi skill. Dimana produksi pangan kemudian distribusi hingga dengan penerimanya melibatkan upaya-upaya yang bersifat pemberdayaan masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu kami tidak hanya memberikan bantuan berupa sembako kepada bapak kojer, tetapi kami juga memberikan sebuah gerobak soto beserta perlengkapan nya dengan tujuan agar bapak kojer bisa menjalankan kembali usahanya secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Melihat wajah bapak kojer yang penuh semangat dalam berusaha seakan mengingatkan kami betapa berharganya sebuah bantuan kecil bagi mereka yang membutuhkan. Rasa syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah mempercayai kami menjadi pelantara untuk membantu mereka yang tak berdaya.

Terimakasih, kini Muhammadiyah tetap eksis sebab gerakan menolong kesengsaraan pada kaum duafa inilah yang menjadi modal utama untuk terus berupaya menolong masyarakat terdampak akibat Pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun