Disusun oleh:
M. Aditya FirmansyahÂ
Uswatun Khasanah
Emilia Salma
Diah Ayu RahmawatiÂ
Erna Emiliana
Aisyah Cheren LaurensaÂ
Dosen pembimbing:
Dr. Hevy Rizqi Maharani, M.Pd.
Pendidikan bukan hanya tentang mencetak siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga tentang membangun generasi berkarakter yang bermoral dan beretika. Dalam konteks sekolah berbasis keagamaan, seperti SMP Sultan Agung 1, pendekatan pendidikan tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada pembentukan akhlak Islami. Salah satu strategi yang diterapkan adalah Budaya Sekolah Islami (BuSI), yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam seluruh aktivitas pendidikan sehari-hari.
Melalui program BuSI, SMP Sultan Agung 1 yang bernaung di bawah Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) menitikberatkan pada dua pilar utama: penguatan ruhiyah dan penguatan ilmu. Penguatan ruhiyah mencakup kegiatan seperti salat berjamaah, pemanfaatan masjid sebagai pusat kegiatan, penerapan busana Islami, hingga pelatihan akhlak mulia. Di sisi lain, penguatan ilmu dilaksanakan melalui pengintegrasian nilai-nilai Islam dalam kurikulum dan pembelajaran, membangun semangat belajar yang relevan dengan ajaran agama.
Penelitian terhadap siswa kelas 7B SMP Sultan Agung 1 menunjukkan hasil yang menggembirakan. Berdasarkan data yang diperoleh, penguatan ruhiyah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan karakter siswa. Responden memberikan penilaian sangat baik terhadap berbagai indikator, seperti gerakan salat berjamaah (90,7%), pemberdayaan masjid (89,7%), gerakan budaya Islami (90,3%), gerakan thaharah (82,1%), gerakan keteladanan (88,6%), dan mewujudkan akhlak mulia (81,4%).
Salah satu usaha yang dilakukan dalam penerapan penguatan ruhiyah yaitu sholat dhuha berjamaah. Setiap pagi sebelum memulai pembelajaran, guru bersama para siswa melaksanakan sholat dhuha secara berjamaah. Bahkan tidak hanya sholat dhuha yang dilakukan secara berjamaah, sholat dzuhur pun juga. Dengan adanya penerapan sholat berjamaah merupakan langkah awal guna membiasakan siswa untuk sholat sunah dan memotivasi siswa untuk sholat secara berjamaah.
Di sisi lain, penguatan ilmu juga menunjukkan keberhasilan yang signifikan, dengan tanggapan sangat baik dari responden terhadap indikator semangat iqra’ (84,5%), pengembangan ilmu berbasis nilai-nilai Islam (87,9%), Islamic learning society (90,7%), dan apresiasi terhadap ilmu (87,9%). Data ini menegaskan bahwa kombinasi penguatan ruhiyah dan ilmu menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan intelektual siswa secara seimbang.
Hasil wawancara dengan siswa dan guru menunjukkan hubungan erat antara penguatan ruhiyah dan ilmu dalam membentuk karakter siswa. Kegiatan rutin, seperti salat berjamaah, tadarus pagi, dan pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam, membiasakan siswa untuk menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran. Sekolah juga memastikan keberlanjutan program ini melalui prosedur operasional standar (SOP) yang mendukung disiplin siswa dalam menjalankan ibadah.
Pada aspek penguatan ilmu, guru-guru berhasil mengaitkan materi pelajaran dengan nilai-nilai agama, meskipun menghadapi tantangan seperti menghubungkan materi dengan ayat Al-Qur’an dan hadis. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap ilmu pengetahuan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga memperkuat karakter Islami siswa.
Kombinasi kedua pilar ini membuktikan bahwa pendekatan berbasis integrasi ruhiyah dan ilmu mampu menciptakan individu yang tidak hanya beriman tetapi juga berilmu. Dengan keberhasilan ini, SMP Sultan Agung 1 telah memberikan kontribusi nyata dalam membangun generasi cerdas, berakhlakul karimah, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Berdasarkan hasil analisis penerapan budaya sekolah Islami di SMP Sultan Agung 1, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan efektivitas program BuSI:
Menerapkan sistem reward dan punishment yang jelas untuk mendorong siswa mematuhi peraturan sekolah dan menerapkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari.
Membangun kerja sama yang lebih baik dengan orang tua siswa untuk mendukung pendidikan karakter dan budaya Islami di rumah.
Melakukan evaluasi secara berkala terhadap program-program yang diterapkan untuk mengetahui efektivitasnya dan melakukan perbaikan jika diperlukan. Dengan langkah-langkah tersebut, program BuSI dapat semakin optimal dalam mencetak generasi yang berakhlak Islami, berilmu, dan mampu menghadapi tantangan masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H