KKN 424 Universitas Jember di Desa Perante melakukan wawancara dengan pemilik produk Jiqo khas Desa Perante yaitu ibu Sumijati. Wawancara tersebut membahas tentang niatan mahasiswa KKN untuk melakukan pengembangan dan peningkatan pemasaran produk Jiqo menggunakan bahan pewarna alami dan substitusi Mocaf. Jiqo sendiri adalah makanan ringan yang dibuat dari jagung muda lokal dicampur dengan tepung yang melalui proses produksi seperti pembuatan makanan ringan Ladrang. Produk Jiqo yang diproduksi oleh ibu sumijati memang tidak memakai bahan pewarna apapun dikarenakan produk tersebut hanya untuk konsumsi keluarga dan acara desa sehingga ibu Sumijati tidak berniat melakukan pengembangan lebih lanjut terkait produk Jiqo.
Minggu, 24 Juli 2022 MahasiswaNamun dalam wawancara tersebut Ibu Sumijati mengatakan “ Saya sebelumya memang tidak ada niatan untuk mengembangkan produk tersebut, akan tetapi setelah sering digunakan konsumsi dalam acara desa banyak masyarakat yang mulai mengenal produk Jiqo dan menyukainya. Hal tersebut membuat saya menjadi tertarik melakukan pengembangan produk, namun bertepatan dengan niat saya tersebut terjadi wabah covid 19 yang menyulitkan saya untuk melakukan pengembangan produk Jiqo”. Ibu sumijati juga mengatakan bahwa beliau takut nantinya saat mengembangkan produk Jiqo akan mengubah cita rasa dan tekstur dari produk tersebut.
Mengetahui hal tersebut, mahasiswa KKN menanggapi dengan baik dan menjelaskan kembali terkait penambahan bahan pewarna alami dan substitusi Mocaf tidak akan mengubah tekstur dan rasa dari produk Jiqo. Karena pewarna yang akan nantinya digunakan adalah warna peach dari secang, warna hijau dari pandan dan warna biru pastel dari bunga telang serta penggunaan Mocaf yang merupakan produk tepung dari singkong yang termodifikasi.
Mahasiswa KKN memiliki visi dan misi yaitu mengembangkan dan meningkatkan sebaran pemasaran dari produk UMKM khas Desa Perante yakni Jiqo serta melakukan pengembangan produk dan memperluas jaringan penjualan dengan menggunakan sosial media dan e-commerce dengan bersinergi dengan masyarakat terutama kelompok usaha bersama dan kelompok remaja desa. Selain itu mereka juga memiliki tujuan dapat mengembangkan lebih luas tidak hanya di Kecamatan Asembagus, memperbaiki produk lama agar lebih menarik dengan memberikan branding yang kuat dan mengembangkan produk menjadi lebih bervariasi serta rasa yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Lalu pada kesempatan berikutnya untuk bertemu dengan pemilik produk Jiqo, mahasiswa KKN berkesempatan untuk melihat langsung produksi dan ikut dalam prosesnya. Dalam keikutsertaannya dalam proses produksi, mahasiswa KKN membawa sendiri bahan baku yang akan digunakan dan beberapa bahan tambahan yang diperlukan untuk pengembangan produk Jiqo. Dalam proses tersebut ada beberapa kendala yakni kesalahan dalam pembuatan warna yang menyebabkan warna saat dicampur adonan tidak terlalu kuat. Bahan pewarna alami tersebut seharusnya hanya diambil ekstraknya namun bunga telang, secang daun pandan tersebut dicampur air sehingga menjadi penyebab warna yang digunakan menjadi tidak terlalu kuat,
Selain itu substitusi Mocaf juga memberikan efek samping terhadap produk Jiqo, yang awalnya produk tersebut dapat mengembang menjadi tidak dapat mengembang. Sehingga dalam kesempatan lain saat memproduksi Jiqo mahasiswa akan memperbaiki beberapa kesalahan yang terjadi terkait warna dan substitusi Mocaf. Sedangkan terkait peningkatan sebaran produk melalui e-commerce masih dalam proses pembuatan akun di media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H