Pada saat Pekan Literasi, setiap jam istirahat seluruh warga MI Raudhatul Jannah berkumpul di Lapangan. Sebagaimana, setiap kelas bertugas menyiapkan perwakilan kelas untuk menceritakan salah satu buku bacaan yang sudah pernah mereka baca. Ketika Pekan Literasi pertama, siswa belum ada yang berani bercerita dan percaya diri tampil di depan, ketika guru meminta perwakilan siswa untuk tampil.Â
Namun pada saat itu, kami tidak kehabisan akal agar siswa berani bercerita, salah satu cara yang kami lakukan adalah memberikan stimulus dengan cara bercerita terlebih dahulu dan yang bertugas bercerita adalah guru dari MI Raudhatul Jannah. Ketika bercerita, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada beberapa siswa, sehingga terjadilah dialog antara guru dan siswa tentang isi bacaan buku yang pernah siswa baca. Setelah distimulus dengan berbagai macam cara dan hampir membuat kami menyerah meminta siswa bercerita. Akhirnya, ketika kegiatan Pekan Literasi akan ditutup, siswa kelas 1 mengacungkan tangan mengajukan dirinya untuk bercerita.Â
Setelah itu, beberapa siswa pun akhirnya berani bercerita, walaupun masih kurang percaya diri dan dalam bercerita masih dibimbing oleh guru, setidaknya mereka berani bercerita saja sudah membuat para guru temasuk penulis bahagia. Kebagian yang penulis rasakan saat itu, seperti halnya ketika kita menabung dengan rajin untuk membeli sebuah Novel yang kita sukai, namun ketika kita akan membelinya, Novel tersebut sudah habis dan ternyata pembeli terakhir itu adalah teman kita yang sengaja membelikan Novel tersebut sebagai kado ulang tahun kita. B
egitulah kebahagiaan yang dirasakan penulis ketika ada siswa yang berani tampil ketika penulis hampir berada diujung rasa kecewa. Pesannya, bagaimanapun kondisinya dan dimanapun posisinya, tetaplah berbaik sangka dengan rencana Allah, karena pada dasaranya tidak ada hasil yang dapat mendustakan proses. Namun, ketika kita sudah berusaha tapi hasil masih jauh dari yang diharapkan, pertama, mungkin memang itu yang terbaik untuk kita, kedua, Allah meminta kita untuk belajar bersabar dan yang ketiga, mungkin proses yang kita jalani belum maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H