Di balik jendela usang, aku memandang kalian yang sedang asyik bermain layang-layang.
Sepertinya asyik sekali.
Niat hati bergabung bersama kalian.
Bermain, tertawa, bahagia..
Tapi apa daya.
Aku hanyalah untai jiwa yang sengaja dibuang pemiliknya.
Aku hanyalah jiwa naif pengemis belas kasih tuan raja.
Lanjutkan saja!
Aku akan selalu menikmati penggalan detik yang terus berlari mengejar angka.
Meski hati kadang meronta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!