Mohon tunggu...
Eka Hendra Jatnika
Eka Hendra Jatnika Mohon Tunggu... Guru - Ust. Edu

Penulis, Trainer, Konsultan WA 085767136799

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Seri Kisah Nabi ke-1] SEJARAH NABI DAN RASUL: Kisah Hidup Sarat Makna dan Manfaat

14 Februari 2017   09:40 Diperbarui: 15 Maret 2017   18:00 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman". (Q.S. Hud/11: 120).

Seseorang yang mengetahui makna dan manfaat (sesuatu), ia tidak akan diam (cuek) apalagi menyia-nyiakan (sesuatu tersebut). Di saat ia dihadapkan pada sesuatu yang lain maka ia akan berusaha keras membandingkan makna dan manfaat dari pilihannya tersebut karena tidak mau mendapatkan pilihan yang salah.

Sebagai contoh adalah seseorang yang ditawari pilihan berupa dua benda (berwarna kuning) yaitu emas atau pisang. Sudah jelas ia akan memilih emas dibanding pisang (walau digoda dan dirayu dengan berbagai cara dan alasan) karena pengetahuannya terhadap emas jauh lebih bermakna dari pada pisang. Berbeda dengan makhluk Allah yang lain (yaitu kera), ia tidak akan membandingkan dulu (karena ketidak-tahuan makna dan manfaatnya) sehingga akan otomatis memilih pisang.

Demikianlah gambaran kondisi siapapun. Ia akan merespon dan bergerak sesuai dan sejauh makna serta manfaat yang diketahuinya, tidak lebih dan tidak kurang. Begitupun respon seseorang terhadap Sejarah Nabi dan Rasul (yang Allah sampaikan dalam al-Qur’an). Dia bisa saja antusias dan berusaha keras memahami dan mempelajarinya, namun bisa juga cuek dan diam seribu bahasa tanpa memberikan sinyal positif sedikit pun. Semuanya bergantung atas pengetahuan makna dan manfaat Sejarah Nabi dan Rasul yang dimilikinya.

Makna Sejarah Nabi dan Rasul

Makna Sejarah Nabi dan Rasul bukanlah sejarah biografi tentang seorang tokoh yang menjabat sebagai Nabi atau Rasul. Keliru bila ada yang memahami demikian. Karena dalam Q.S. 48: 28 Allah menyampaikan bahwa tujuan diutusnya Nabi dan Rasul karena ada misi yang harus dijalankan olehnya. Maka, sebanyak dan sebesar apapun bekal dan modal yang dimiliki para Nabi dan Rasul adalah agar misi Nabi dan Rasul ini bisa berjalan dan terlaksana.

Dengan demikian, eksistensi para Nabi dan Rasul tidak boleh sebatas data berisi nama, waktu, tempat, dan data mati lainnya. Melainkan harus berisi gambaran kondisi dan ragam usaha yang dilakukan para Nabi dan Rasul untuk merubah masyarakat (dalam kondisi apapun) agar senantiasa sesuai dengan kehendak dan skenario Allah.

Atas kepentingan itulah maka Allah tidak banyak memunculkan data mati di dalam kalam-Nya namun menginformasikan berbagai hal dan keadaan yang dengannya manusia bisa memotret dan memahami perjalanan hidup yang Allah kehendaki. Atas kepentingan itu, Allah tetapkan bahwa sejarah Nabi dan Rasul adalah suri tauladan yang harus diuswah oleh manusia. Tentunya akan sulit bagi seseorang bila menguswah tanpa tahu manfaatnya.

Manfaat Sejarah Nabi dan Rasul

Dalam Q.S. 11:120 Allah menyampaikan bahwa ada tiga  manfaat Sejarah Nabi dan Rasul. Ketiga manfaat itu adalah: 1) sebagai peneguh hati, 2) sebagai pelajaran, 3) sebagai peringatan.

Sejarah Nabi dan Rasul mampu menjadi peneguh hati karena Sejarah Nabi dan Rasul memberikan pengetahuan tentang gambaran keistiqamahan Rasul (dalam menjalani hidup sesuai skenario Allah). Bahkan dunia yang penuh dengan dinamika ini tidak hanya mampu dihadapi dan dijalani oleh Nabi dan Rasul, namun lebih dari itu. Mereka mampu mengisi hidup penuh perjuangan dan kesabaran untuk fokus pada satu tujuan hidup yaitu menggapai ridha-Nya.

Sejarah Nabi dan Rasul mampu menjadi pelajaran karena di dalamnya terkandung tahapan-tahapan yang dilakukan Nabi dan Rasul dalam menggulirkan misinya. Nabi dan Rasul (dalam berbagai kondisi apapun) ternyata bisa keluar dari ujian hidup sebagai pemenang dan mampu menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.

Sejarah Nabi dan Rasul mampu menjadi peringatan karena Nabi dan Rasul selalu komitmen dan tidak akan pernah mencederai sedikit pun atas apa yang Allah tetapkan. Sehingga mereka senantiasa istiqamah mengajak dan mencetak seluruh manusia agar menjadi hamba Allah yang diridhai-Nya. Mereka tegas dan tidak memberikan toleransi sedikit pun atas berbagai keyakinan dan pola hidup yang salah. Sehingga bila seseorang tidak menjadi teman Rasul maka ia akan menjadi musuh Rasul. Wallahu a’lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun