Mohon tunggu...
Ustadzi Hamzah
Ustadzi Hamzah Mohon Tunggu... Freelancer - Penggiat studi agama, peminat isu sosial-keagamaan, golek dalan supaya ndalan

Tinggal di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Normal Baru, Bukan Baru Normal

27 Mei 2020   20:10 Diperbarui: 27 Mei 2020   20:06 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita menjadi “terbiasa” dan “nyaman” dengan situasi yang kita hadapi. Kenyamanan dan kebiasaan ini terus mengendap sebagai kesadaran bahwa itu lah kondisi kehidupan kita.

Saat ini terjadi wabah Covid-19, dan ke depan akan diberlakukan pola hidup baru yang mengubah kenyamanan dan kebiasaan kita. Siapkah kita? Untuk beberapa hal dan beberapa kelompok orang tentu akan siap, tetapi untuk yang lain apakah siap? 

Misalnya, siapkah kita tertib aturan baru ketika berada di pasar tradisional, di tempat wisata umum, tempat transportasi umum, dan tempat yang memungkinkan berkumpulnya banyak orang di sana?

Kita berharap semua tertib sesuai harapan dan aturan. Namun, kita perlu mengingat bahwa endapan kesadaran (mentality) kita sudah lama terbangun, tentu mengubah habituasi menjadi adaptasi akan terlalu sulit dilakukan jika tidak ada kesadaran baru tentang stimulus yang ada. 

Ironisnya, sebagian orang mengalami kegirangan baru dan begitu “euforia” ketika sebuah mall dibuka, stasiun dibuka, bandara dibuka lalu mengaksesnya seperti biasanya tanpa menghiraukan lagi aturan-aturan dalam kondisi wabah.

Perlu pendekatan holistik bagi kita dalam menyikapi Normal Baru ini, agar tidak muncul anggapan bahwa kelonggaran mengakses fasilitas-fasilitas umum sebagai sebuah kondisi yang Baru Normal. 

Artinya, kelonggaran-kelonggaran ini dianggap sebagai kondisi yang normal kembali setelah sebelumnya ditutup aksesnya sehingga berperilaku selayaknya yang biasa dilakukan. Ini persoalan mentality, namun kita berharap kesadaran ini betul-betul utuh ketika berada pada suasana Normal Baru, dan berusaha menghindari anggapan bahwa suasana ini sebagai keadaan yang Baru Normal sehingga terlalu “easy going” dengan apa yang terjadi dan merasa yang penting nyaman. Wallahu a’lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun