Mohon tunggu...
Ussi MaiaSari
Ussi MaiaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki skill public speaking yang baik, dan saya juga hobby jalan-jalan, dan mengeksplor hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghadapi Culture Shock di Perantauan: Semangat Pancasila Menyatukan Para Mahasiswa

14 Juni 2024   14:56 Diperbarui: 14 Juni 2024   15:48 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia pendidikan banyak sekali mahasiswa yang memilih untuk berjuang menggapai mimpinya dengan cara berkuliah di tempat yang jauh dari kampung halamannya. Hal tersebut membuat para mahasiswa rela jauh dari orangtua, keluarga dan kerabat. Akan tetapi merantau untuk melanjutkan pendidikan adalah pengalaman yang penuh warna. Dan tidak jarang mahasiswa pun mengalami culture shock dengan perbedaan yang amat jauh antara kampung halaman dan tempat mahasiswa tersebut berkuliah. Perjalanan dari kampung halaman ke kota besar ini membawa serta gelombang perasaan yang beragam, mulai dari antusiasme hingga kecemasan.

Menghadapi culture shock di perantauan amatlah tidak mudah bagi seorang mahasiswa. Perbedaan budaya, bahasa, adat istiadat, dan cara berinteraksi bisa menjadi sumber kebingungan dan ketidaknyamanan. Mahasiswa yang merantau sering kali merasa terisolasi dan kewalahan saat berusaha beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda dari yang mereka kenal. Namun, dalam keberagaman ini, semangat Pancasila dapat menjadi penyatu yang kuat, membantu mereka menemukan titik temu di tengah perbedaan.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, mengajarkan nilai-nilai persatuan, kemanusiaan, dan toleransi. Nilai-nilai ini sangat relevan dalam membantu mahasiswa perantauan beradaptasi dengan lingkungan baru mereka. Prinsip persatuan dalam kebhinekaan menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Mahasiswa dapat menemukan kekuatan dalam komunitas yang beragam, belajar menghargai perbedaan, dan menemukan kesamaan di tengah-tengah keberagaman. Dengan semangat persatuan, mereka dapat membangun hubungan yang kuat dengan sesama mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya.

Semangat kemanusiaan yang adil dan beradab mengajarkan pentingnya saling menghargai dan memahami. Dalam menghadapi culture shock, mahasiswa dapat belajar untuk lebih empati dan terbuka terhadap perbedaan budaya, serta mendukung satu sama lain dalam proses adaptasi. Prinsip gotong royong dalam Pancasila mengajarkan pentingnya kerjasama dan saling membantu. Mahasiswa dapat menemukan dukungan melalui kerjasama dengan teman-teman, bergabung dalam organisasi mahasiswa, dan terlibat dalam kegiatan yang memperkuat rasa kebersamaan. Melalui gotong royong, mereka bisa saling membantu mengatasi kesulitan dan membangun jaringan dukungan yang kokoh.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai prinsip Pancasila lainnya, mengajarkan pentingnya keadilan sosial. Dalam konteks perantauan, mahasiswa dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil bagi semua. Mereka dapat terlibat dalam kegiatan sosial, membantu teman-teman yang mengalami kesulitan, dan berkontribusi pada komunitas kampus yang lebih baik. Dengan berperan aktif, mahasiswa tidak hanya membantu diri mereka sendiri tetapi juga berkontribusi positif terhadap lingkungan sekitar.

Dalam praktiknya, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan. Pertama, mempelajari budaya lokal sebelum berangkat akan membantu mengurangi kejutan budaya. Kedua, menjalin persahabatan dengan orang-orang di lingkungan baru akan membuat kita merasa lebih nyaman dan terintegrasi. Ketiga, bersikap terbuka dan fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan perbedaan akan membantu kita belajar dari pengalaman baru. Keempat, bergabung dengan komunitas mahasiswa Indonesia di perantauan dapat mengurangi rasa rindu kampung halaman dan memberikan dukungan moral. Terakhir, memanfaatkan teknologi untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman di kampung halaman akan memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan selama masa adaptasi.

Dengan berpegang pada nilai-nilai Pancasila, kita dapat mengatasi culture shock dengan lebih mudah dan bijaksana. Semangat persatuan, keadilan, dan kemanusiaan yang diusung oleh Pancasila akan membantu kita menjadi individu yang lebih kuat dan toleran dalam menghadapi perbedaan budaya di perantauan. Sebagai mahasiswa, mari jadikan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam setiap langkah perjalanan kita.

Ussi Maia Sari, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Jember.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun