Jakarta bergolak hari ini 4 November 2016, banyaknya pendemo menuju kesana, ditingkah oknum media liar yang tidak bertanggung jawab. Entah kemana nalar semua oknum manusia yang katanya terpelajar, beragama dan bermoral, siapa yang salah ? Sudikah disalahkan ?
Well janganlah berpèndapat dimuka bumi dengan angkuh, 'Angkuh' itu hak preogatif Tuhan. Sesaat kini pemimpin penuh di injak-injak dengan makian dan hinaan, entah pula ajaran agama mana yang mengajarkan seperti itu ?
Maaf, saya adalah seorang muslim, bahkan tengah mengarungi peperangan Jihad dalam kehidupan sehari-hari, berat dan sangat berat, Jihad yang paling berat adalah melawan diri sendiri. Sudah sekuat baja menahan hawa nafsu... tetapi sekuat panas enam ribu derajat celcius panas menghancurkan dan melelehkan baja.
Pada saat pemilihan pemimpin harusnya yang turun mendemo sebanyak itu .. yang turun mengawasi pemilihan, dan maaf maaf maaaaaf !!! Kalau sudah terpilih apa yang kita hendak lakukan? Apa mau melawan aturan Tuhan? Apa hendak dilakukan ? Yang namanya ulil amri ya harus di patuhi. Siapa yang memilihnya ?? Masyarakat setempat itu sendiri bukan ? Maka itu cek dan ricek sebelum sebelumnya, agar belakangan memilih siapa yang dianggap kredibel, kenyataanya kini malah pilihan sendiri dicela-hina....bukankah hal seperti itu ibarat menjilat ludah sendiri ?
Oknum media pun tidak tinggal diam, menyerang dengàn berita yang memprovokasi, sekali lagi.... wahai sesama penghuni negeri ini, ceràhkan pikiran untuk bijak memilih pemimpin berikan pemahaman dan pendidikan politik berdemokrasi ke pada masyarakat awam, agar pada saat memilih , tidak atas dasar sebungkus mie instan, semestinya beramai-ramai mengawasi pemilihan pemimpin, ramai-ramai meneliti track record siapa pemimpin yang akan dipilih, sehingga terpilihlah pemimpin yang kredibel dicintai masyarakat.
Berhati-hatilah berdemo meneriakkan sesuatu, apalagi bila tidak jelas siapa yang musang berbulu domba, apa yang mau diperjuangkan, kalau hanya akan menciderai kemanusiaan. Ingatlah ,dan lihat contoh Rasulullah saja tidak memerangi penganut agàma lain yang ada di dalam negerinya, ajaran agama mana pun semua mengajarkan cinta kasih dan kedamaian.
Sudah banyak tokoh-tokok masyarakat, tokoh agama, bahkan masyarakat yang cerdas dan bijak, alangkah eloknya mamakai metode yang lebih beretika, lebih bijak dalam menyelesaikan masalah bangsa. Dan kembali mengingat - ingat, hargailah diri dengan menghargai pilihan 'sendiri' siapa yang terpilih, itu sudah citra pilihan anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H