Mohon tunggu...
usman santosa
usman santosa Mohon Tunggu... Dokter - ...

Pencinta Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

PSI atau Partai Ummat?

6 Agustus 2022   04:31 Diperbarui: 6 Agustus 2022   04:35 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua Parpol pendatang baru ini sejak awal menyasar segmen Kawulo muda sebagai target utama basis massa.

Bedanya sejak awal PSI relatif dapat dukungan pemodal sehingga mampu membayar konsultan politik dan " head Hunter" untuk merekrut calon potensial yang gaul dengan Kawulo muda.

Tampil funky, fresh, ceplas-ceplos seperti Kawulo muda pada umumnya sehingga keberadaan PSI makin dikenal dan relatif bisa diterima oleh Kawulo muda.

Partai Ummat relatif beda dengan PSI, kehadiran " pemodal " relatif sepi, sehingga cuma bisa mengandalkan kocek dari para pendiri yang secara ekonomi relatif pas pasan..

Partai Ummat tidak sanggup membayar konsultan politik, tidak sanggup membayar lembaga survey,gagap dalam melakukan " pemetaan " dikalangan Kawulo muda itu sendiri dan dalam batas tertentu relatif kurang gaul, serius dan tidak ada rasa humor sama sekali.

Dari fakta tersebut diatas muncul kemudian pertanyaan tentang prospek kedepannya kedua partai politik pendatang baru tersebut..

Dengan banyaknya Partai Politik saat ini rasanya memang sangat berat, sekedar bisa masuk dalam Parlemen saja sudah sangat luar biasa.

Pelajaran yang bisa dipetik dari mudahnya mendirikan parpol saat ini adalah: dapat kursi di parlemen ternyata tidak semudah mendirikan parpol baru.

Peranan " head Hunter" untuk memburu calon potensial, publik figur sangat menentukan.

Kawulo muda sebagai target utama bisa tertarik jika merekrut kalangan Kawulo muda itu sendiri sebagai ujung tombak.

Jeje Slebew,Bonge,Roy, Kurma sebagai ikon Citayam Fashion Week bisa dirangkul untuk ikut serta meramaikan dunia politik..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun