Tidak ada kawan abadi dan tidak ada lawan abadi yang ada adalah kepentingan abadi dalam politik.
Bisa jadi pepatah tersebut yang digunakan oleh Prabowo Subianto ketika ybs memutuskan berkoalisi/ bergabung dengan kubu Presiden Jokowi.
Terkesan masuk akal tapi tidak UMUM/tidak LAZIM. mengapa??
Memangnya Presiden Donald Trump merapat ke kubu Presiden terpilih Joe Biden? atau dalam level Nasional, memangnya Megawati Soekarnoputri merapat ke kubu SBY ketika beliau kalah dalam pilpres dulu??
Bahwa pihak yang kalah kemudian berdamai dan berhubungan baik dengan pihak yang menang memang sudah sewajarnya.. TAPI kemudian saling berkoalisi kemudian berbagi kursi di kabinet??.
Mungkin saja terjadi di masa lalu dan ditempat lain, TAPI kalau toh itu terjadi maka kejadiannya sangatlah sedikit.
Dukungan maksimal dari para pendukung Prabowo Subianto pada pilpres 2019 telah disia siakan oleh Prabowo Subianto ketika ybs memutuskan berkoalisi dengan kubu Presiden Jokowi.
Pelan tapi pasti pendukung setia Prabowo Subianto mundur perlahan lahan.
Jika Prabowo Subianto memaksakan dirinya maju dalam pilpres mendatang (2024-2029) bisa jadi cuma sekedar menambah daftar riwayat hidup berkali kali kalah dalam pilpres.
Akan lebih baik bila Prabowo Subianto jadi" KING MAKER " dengan mendukung capres potensial pada pilpres mendatang.
Siapa yang harus didukung?? pokoknya capres yang tidak didukung oleh PDI-P.