Mohon tunggu...
usman santosa
usman santosa Mohon Tunggu... Dokter - ...

Pencinta Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Polemik Seputar Vaksin Nusantara dan Vaksin Covid 19 yang Lainnya

19 April 2021   04:32 Diperbarui: 19 April 2021   04:39 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sejak dari BPOM ( Badan Pengawas Obat dan Makanan) hingga kalangan Perguruan Tinggi yang mempunyai otoritas dan legitimasi dibidang Vaksin di Indonesia sepakat menyatakan bahwa Vaksin Nusantara secara ilmiah tidak bisa dipertanggungjawabkan olehnya itu secara hukum TIDAK BISA diterapkan pada manusia sebagai vaksin covid 19.

Bahwa kemudian banyak pesohor termasuk mantan Menteri Kesehatan (dr Fadillah Supari) secara pribadi ikut ikutan jadi peserta vaksin Nusantara (vanus) itu adalah persoalan lain.

Dari situ polemik Seputar Vaksin Nusantara bermunculan antara berpihak pada apa yang disuarakan oleh para pesohor ataukah berpihak pada otoritas yang berwenang terkait ijin edar vaksin Nusantara (BPOM) yang didukung oleh para ahli yang berkompeten dibidang Vaksin.

Katakanlah apa yang disuarakan oleh pihak yang berwenang (BPOM) dan didukung oleh para ahli dibidang Vaksin sesuai dengan kaidah keilmuan dan regulasi yang berlaku terkait ijin edar vaksin Nusantara, muncul kemudian pertanyaan apakah vaksin covid 19 yang selama ini sedang digalakkan (Sinovac, pfizer, Astra zeneca) sesuai dengan kaidah keilmuan yang berlaku??.

Bagaimana bisa vaksin covid 19 mengatasi pandemi covid 19 sementara sifat Covid 19 adalah sangat LABIL dan mudah bermutasi.

Sementara antibodi yang terbentuk lewat vaksinasi covid 19 adalah bersifat SANGAT SPESIFIK.

Artinya walaupun sudah terbentuk antibodi terhadap covid 19, TAPI antibodi tersebut jelas tidak sanggup melawan varian baru covid 19 yang bermunculan kemudian.

Kasus tersebut mirip dengan yang terjadi pada vaksin influenza yang tipe virusnya sama dengan covid 19 yaitu virus Corona tipe RNA yang bersifat LABIL dan mudah bermutasi.

Vaksin influenza walaupun sudah ada terbukti tidak efektif karena selalu bermunculan varian baru virus influenza.

Dalam sejarahnya pandemi global tidak teratasi lewat vaksinasi, bahkan dalam kasus sebelumnya yaitu Flu burung,Flu Babi, MERS tidak ada vaksinasi juga reda.

Bukan untuk saling menyalahkan, tapi semua pihak harus saling introspeksi, berpikir obyektif, ilmiah, berbasis bukti dan independen itu ternyata sangat SULIT.

Intervensi dari" invisible hand " kadang kala bisa mempengaruhi independensi para ilmuwan dan lembaga yang berwenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun