Penataan kawasan Pasar Tanah Abang relatif mampu mengakomodir pemangku kepentingan di kawasan tersebut,PKL,pejalan kaki,pengusaha angkutan,pembeli dsb aspirasinya berhasil dipenuhi.
Dampaknya luar biasa,Anies Baswedan dikenal sebagai Gubernur "wong cilik",pro poor,pro job,pro pengusaha .
Itu baru dari penataan kawasan Pasar Tanah Abang,belum lagi bila dikaitkan dengan kebijakan lainnya semisal jualan paket sembako murah(beras,gula,daging,daging ayam,ikan,susu,minyak goreng)bagi masyarakat miskin Jakarta yang menuai sambutan luar biasa.
Akibat selanjutnya muncullah MATAHARI KEMBAR di Jakarta,masing pendukung matahari kembar tersebut saling menyerang,saling menjelekkan matahari pihak lain.
Dalam Konteks MATAHARI KEMBAR inilah mengapa muncul perlawanan atas segala kebijakan yang dibuat Anies Baswedan.
Jalan Sudirman yang sebelumnya bebas dari PKL tiba tiba muncul komunitas PKL dengan dalih menuntut perlakuan sama dengan PKL Pasar Tanah Abang.
Tiba tiba ratusan becak dari luar Jakarta menyerbu masuk Jakarta menyambut kebijakan Gubernur Jakarta yang  membolehkan becak beroperasi di kawasan tertentu
Komunitas pejalan kaki menuntut agar jalur pejalan kaki bebas dari PKL dikawasan Pasar Tanah Abang.
Komunitas pengendara motor/mobil menuntut agar jalan jati baru Kawasan Pasar Tanah Abang tidak ditutup sementara tapi dikembalikan sesuai peruntukannya...
Memang sebaiknya tidak boleh ada MATAHARI KEMBAR,sebaiknya Matahari cuma satu,yang satunya menjadi bulan saja,yang bertugas memantulkan cahaya MATAHARI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H