Rekayasa Lalu Lintas bukan hal yang baru,di jalur jalan tol sering dilakukan "contra flow",sepeda motor diberi kelonggaran lewat jalur tol pada kondisi tertentu,dilakukan buka tutup jalur tol dsb.
Di jalur non tol diberlakukan "car free day",jalur jalan ditutup sementara,lalu lintas dialihkan,pemberlakuan jalur ganjil genap,three in one ,bahkan ada juga "road price/jalur berbayar",....
Bahkan ada juga jalan dijadikan tempat parkir,dan kejadian tersebut terjadi tiap hari,24 jam perhari....semuanya biasa biasa saja tidak ada yang meributkan.
Tapi giliran Pemprov Jakarta lakukan rekayasa lalu lintas dikawasan Tanah Abang,dimana salah satu akibatnya jalan jati baru ditutup sementara kok lalu diributin??ada apa ini??
Dibilang melanggar UU lah,dibilang kurang koordinasi lah,dibilang tidak berkeadilan lah.....pokoknya tidak ada benarnya,salah melulu.
Padahal fakta yang terjadi di kawasan Tanah Abang adalah kemacetan lalu lintas menurun DRASTIS.
Think globally act locally itulah visi Gubernur Anies Baswedan dibantu wakilnya,seharusnya semua pihak melihat "gambaran besarnya" dulu,jalan jati baru adalah bagian tidak terpisahkan dari keseluruhan.
Tidak bisa dilihat sepotong demi sepotong,bagi pihak yang sejak awal tidak setuju .Anies-Sandi memang selalu "negatif thinking"
Lepas soal suka atau tidak suka,bersikap adil,sportif ,melihat berdasarkan fakta obyektif dan dari berbagai sudut pandang adalah cara bijak dalam bersikap.
Terimakasih Anies-Sandi semoga diberi kesehatan,kesabaran dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H