Mohon tunggu...
usman santosa
usman santosa Mohon Tunggu... Dokter - ...

Pencinta Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pembunuhan Karakter Setyo Novanto

20 November 2015   19:43 Diperbarui: 20 November 2015   19:49 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aroma Pilpres 2014 muncul kembali pada kasus Setyo Novanto,terjadi polarisasi dukung mendukung antara pihak yang pro Setyo ( dalam hal ini kubu KMP plus) dan pihak yang kontra Setyo ( KIH ) lengkap dengan corong berita masing masing kubu.

Sisi positif dari kasus ini adalah : publik makin dewasa,makin arif dan makin tidak mudah terprovokasi seputar " hoax " pada diri Setyo,memang relatif sih,tapi intinya: kampanye hitam pada diri Setyo justru menaikkan pamor Setyo dan dukungan Setyo makin naik.

Desakan mundur pada Setyo justru bikin publik muak terhadap kerakusan oknum tertentu,seolah mereka merasa tidak terpuaskan dengan kuasa yang mereka miliki.Sukses obok obok Golkar,PPP dan PSSI,mereka rambah obok obok DPR,betul atau tidak hanya mereka yang tahu tapi kesannya memang begitu.

Bicara politik memang bicara kuasa,tapi soal rasa juga harus diperhatikan,ketika kesan " rakus " muncul,citra yang dibangun Partai Pengusung Jokowi jadi buyar,ternyata sama juga mereka dengan pihak yang selama ini mereka kritisi,yaitu sama sama mabuk harta,mabuk tahta dan mabuk ......ta yang lainnya.

Dalam jangka panjang cara cara tersebut sangat tidak baik bagi kelangsungan NKRI,gejala penerimaan pajak tidak sesuai target adalah indikasi awal apatisme publik dan menjurus pembangkangan pasif publik terhadap negara,masyarakat tahunya cuma nuntut,bila tidak dikasih ngamuk,sementara kewajiban masyarakat terhadap negara diabaikan,sedikit sedikit Demo,sedikit sedikit merajuk dsb.

Era keterbukaan informasi bukan berarti era buka bukaan.Pembunuhan karakter pada diri Setyo Novanto berdampak buruk terhadap legitimasi lembaga DPR dan secara umum wibawa Negara jadi hancur dimata publik.Sementara Freeport sendiri ngakak bisa kerjai Indonesia,bisa saja nyusul kebusukan kebusukan pejabat berikutnya terkait Freeport.

Berandai andai memang tidak baik,bagaimanapun juga Setyo Novanto adalah ketua DPR yang harus kita hormati,jangan dong ikut ikutan lecehkan pemimpin kita,apa kata dunia. Right or Wrong Indonesia is my Country.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun