Mohon tunggu...
Usman Lubis
Usman Lubis Mohon Tunggu... Programmer - Web Dev Freelancer

Longlife learner

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat

Kabupaten Indramayu Sukses Turunkan Stunting Secara Konsisten Selama 6 Tahun Terakhir

11 Juni 2023   14:48 Diperbarui: 12 Juni 2023   10:32 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indramayu merupakan salah satu kabupaten dalam provinsi Jawa Barat yang terletak pada bagian utara dan bersentuhan langsung dengan laut utara Jawa. Indramayu menyimpan segudang potensi baik dari sektor pertanian yang bahkan sempat disebut oleh presiden Joko Widodo sebagai lumbung padi nasional karena jumlah produksi padinya adalah yang tertinggi di Indonesia, selain itu pada tahun 2021 produksi perikanan tangkap Indramayu menyumbang 40% dari total produksi perikanan tangkap untuk Jawa Barat.

Namun, dibalik potensi sumberdaya alamnya yang begitu besar, kabupaten Indramayu memiliki masalah serius di bidang kesehatan khususnya pada kasus stunting. Dilansir data Open Data Jawa Barat kasus stunting di Indramayu pada tahun 2016 mencapai 23,48% sebuah angka yang tinggi untuk wilayah penyumbang 40% perikanan tangkap bagi Jawa Barat.

Dalam artikel ini kita akan membahas tren menurunnya stunting di Indramayu, mengapa stunting perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat serta bagaimana antisipasi yang bisa kita lakukan untuk mencegah stunting.

Tren Menurunnya Stunting di Indramayu dalam 6 Tahun Terakhir

Penurunan stunting di Inramayu (sumber dari: https://opendata.jabarprov.go.id/id )
Penurunan stunting di Inramayu (sumber dari: https://opendata.jabarprov.go.id/id )

Melihat tren menurunnya kasus stunting di Indramayu pada gambar di atas tentunya sangat menggembirakan. Berdasarkan data statistik yang dikumpulkan dari tahun 2016 hingga tahun 2021 terlihat angka stunting di Indramayu terus mengalami penurunan. Persentase kasus stunting yang pada tahun 2016 ada pada angka 23,49% telah turun cukup signifikan dalam 6 tahun menjadi 4,83% saja pada tahun 2016. Ini memunjukkan adanya perbaikan yang konsisten pada bidang kesehatan di Indramayu.

Selama periode tersebut terlihat terjadi penurunan yang konsisten dan signifikan dimulai dari tahun 2017. Penurunan persentase paling signifikan terjadi antara tahun 2020 yang awalnya berada pada angka 10,23% menjadi 4,83% pada tahun 2021 yang berarti terjadi penurunan sebesar 5,4% dalam periode tersebut.

Pemerintah kabupaten Indramayu telah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting dan meningkatkan kesehatan anak-anak di wilayah mereka. Dalam upaya tersebut, pemerintah Indramayu telah melaksanakan berbagai kegiatan sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik dan pentingnya perawatan anak yang optimal. Pemerintah kabupaten Indramayu juga meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan untuk memudahkan masyarakan mengakses fasilitas kesehatan agar stunting dapat diidentifikasi dan dicegah secara dini. Selain itu, pada tahun 2021, pemerintah Indramayu meluncurkan tim Gesit (Gerakan Penurunan Stunting Indramayu Terpadu) yang bertugas khusus dalam mengatasi stunting. Tim Gesit ini terdiri dari tenaga kesehatan dan relawan yang berfokus pada upaya pencegahan dan pengurangan stunting melalui berbagai program dan intervensi gizi. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah Kabupaten Indramayu dalam mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kesehatan generasi masa depan.

Dengan menurunnya stunting di Indramayu diharapkan hal ini akan membawa perubahan yang lebih baik lagi, terutama bagi tahap tumbuh kembang anak secara fisik hingga emosianal dan intelektual untuk kedepannya. Hal in tentunya akan membawa dampak yang sangat positif untuk kabupaten Indramayu secara keseluruhannya.

Mengenal Apa Itu Stunting

Stunting merupakan kondisi kurang maksimalnya pertumbuhan pada anak yang dapat diidentifikasi dengan tidak sesuainya tinggi badan anak dibandingkan dengan usianya. Anak yang menderita stunting akan memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan tinggi rata-rata anak seusianya. Stunting umumnya terjadi pada masa awal kehiduoan sang anak dimulai dari masa kehamilan hingga anak berumur 2 tahun. Diperkirakan tak kurang dari 165 juta anak di bawah 5 tahun diseluruh dunia mengalami stunting.

Selain tinggi badan, ada beberapa parameter lain yang bisa digunakan untuk mengecek apakah anak mengalamai stunting atau tidak, anda bisa menggunakan standar internal dari WHO. Beberapa parameter lain diantaranya adalah berat badan terhadap usia, berat badan terhadap tinggi badan dan perkembangan motorik anak. Untuk lebih detailnya anda bisa kunjungi halaman resminya di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun