Mohon tunggu...
usman efendi
usman efendi Mohon Tunggu... -

Saya bukan siapa-siapa, hanya manusia pembelajar, mencoba berbagi ilmu dan menambah ilmu untuk kebaikan dunia dan akhirat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sumo vs Game On

3 September 2016   07:16 Diperbarui: 4 September 2016   03:59 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada manusia Yang  terlahir sempurna

Jangan kau sesali Segala yang telah terjadi

Kita pasti pernah Dapatkan cobaan yang berat

Seakan hidup ini Tak ada artinya lagi .........

Syair diatas adalah penggalan Lagu  D’Masiv ini dirilis sekitar tahun 2009, Awal tahun itu adalah saat  dimana saya sedang terpuruk-terpuruknya, tempat kerja yang lama bangkrut, pemilik perusahaan kabur, kantor disegel debt kolektor,  gaji terkahir dua bulan tidak dibayar, sehingga saat itu tidak punya pekerjaan kemudian ditinggalin pacar karena ketidakjelasan masa depan, disisi lain saya membutuhkan biaya untuk hidup dan adik sekolah yang saya biaya sendiri karena ketidakmapuan kedua orang tua. Sungguh awal tahun itu adalah yang sangat menakutkan, lebih menakutkan dari sekedar menonton film Conjuring dan suzana.  

Pada awalanya saat dalam kondisi terpuruk tersebut saya “menikmati” penderitaan, lho kok penderitaan dinikmati, padahal tahu bahwa Penderitaan itu tidak enak, tetapi saat itu ada keindahan di dalam perasaan sebagai korban. Setiap ada yang sedih dengan lyrik yang menyayat hati seolah-olah diri sendiri yang sedang bernyayi, menonton sinetron seperti saya yang berakting disana, Saya merasa diri  dikecualikan oleh Tuhan di dalam penderitaan dan melihat kehidupan orang lain lebih baik.

Tapi Alhamdulillah perasan itu tidak berlangsung lama bersarang didalam diri, segera memperbaiki luka-luka, dan move on menuju lebih baik. Memang saat itu keadaan tidak bisa  berubah secepatnya sesuai harapan, tetapi didalam  Move On, yang terpenting bukanlah kecepatan bergeraknya tetapi keputusan untuk segera bergerak.”Begitu kata um Mario teguh didalam acara MTGW. Saat itu saya sudah berbesar hati dan salah satu cara untuk memperbesar hati adalah dengan ikhlas karena derita bisa membuat hati menjadi besar jika kita berikhlas. Memutuskan untuk ikhlas dan berdoa adalah jalan terbaik untuk move on dalam meninggalkan  penderitaan,  dan bukti terbaik dalam doa adalah melakukan sesuatu yang bisa kita lakukan karena sukses adalah dikerjakan bukan dalam harapan.

Itulah pengalaman tujuh tahun lalu seorang salesman Jongoser, hasil dari move on, berdoa ikhlas, dan  segera bertindak, alhamdulillah kehidupan saat ini melebihi harapan saat itu , Alloh mengganti pekerjaan dengan lebih baik, mengganti  pacar dengan seorang istri yang lebih cantik, bahkan bisa merajut mimpi-mimpi yang tekubur selama dua puluh tahun yang lalu dengan sebuah visi yang hebat dan tergambar didepan mata saya akan menjadi apa dimasa yang akan datang.

Namun dalam kenyataannya banyak manusia yang tetap enggan move on, memilih menjadi peSUMO (pecinta susah Move on) dari pada pe GAME ON (pecinta gampang move on) terjebak dalam romatika masa lalu, perasaan ingin berubah tetapi hanya menunggu perubahan dalam hidup, seperti salesman biasa berharap mencapai penjualan yang banyak, melebihi target, tapi tidak melakukan apapun, hari-hari aktivitasnya hanya luntang lantung, tidak jelas visinya. Orang seperti ini seolah olah meminta tuhan melakukan perubahan padahal perubahan itu bisa dilakukan sendiri, karena pada dasarnya tuhan tidak akan merubah sesuatu kalau itu bisa dirubah sendiri oleh manusia. Ada orang yang meratap meminta pekerjaan yang layak, gaji yang  besar, posisi yang bagus  tetapi dirinya tidak berusaha membuat  “layak”  tidak membuat dirinya “Besar” dan tidak membuat dirinya “Bagus”. Atau dalam suatu hubungan meminta pasangan yang setia tetapi dirinya tidak membuat “setia”.  Saya kira orang seperti ini orang aneh. Ibarat pungguk merindukan bulan, jauh panggang dari api “  makanya visi hidupnya tidak akan “matang”, 

So, Pilihan ada pada diri anda sendiri  mau jadi pe-SUMO (susah move on)  atau Pe-GAME ON  (Gampang Move on).

Salam 

Usman Efendi (0813.1030.3944)  Salesman Jongoser & Trainer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun