Mohon tunggu...
Usman D. Ganggang
Usman D. Ganggang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan penulis

Berawal dari cerita, selanjutnya aku menulis tentang sesuatu, iya akhirnya tercipta sebuah simpulan, menulis adalah roh menuntaskan masalah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mari Beranjangsana ke Museum Asi Mbojo (Bima) NTB

26 Januari 2020   18:15 Diperbarui: 26 Januari 2020   18:18 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian Pertama (1)

Catatan Usman D.Ganggang *)

Memukau! Itulah ungkapan yang paling pas untuk diungkapkan  ketika berkunjung ke Museum Asi Mbojo yang  kian hari kian banyak dikunjungi.Iya itulah yang  penulis rasakan pagi menjelang siang , Sabtu 25 Januari 2020, Begitu masuk, di gerbang, disambut  penjaga loket karcis di UPTD Museum Asi Mbojo yang  berbusana adat daerah Mbojo yang sebelumnya belum pernah penulis menghadap penjaga, langsung masuk istana.

"Sebuah langkah maju!" batinku. Bagaimana tidak? Sepertinya sudah berusaha secara bertahap pemamdu, penjaga loket menghadirkan suasana baru dengan  mengenakan pakaian adat.

Selain itu, sedikit kaget penulis karena  disodori karcis masuk, yang sebelumnya juga ketika penulis masuk tidak dibeli karcis karena memang tidak ada karcis masuk. Namun sebelum dibayar, petugas mencerahkan penulis terkait biaya /karcis masuk di beberapa Museum dan Cagar Budaya Di Indonesia.

Antara lain : Musuem Bali Rp.50.000/ orang;  Borobudur Rp.40.000/ orang';Museum Kota Tua Jakarta Rp.5000 untuk dewasa per orang.Anak anak Rp.2000 per orang; Museum Airlangga Rp. 4000 per orangdan  Asi Mbojo.Pelajar dan Mahasiswa Rp.1000. Umum Rp.2000. Wisatawan Asing Rp.3000.

Selanjutnya petugas menjelaskan bahwa penarikan karcis atau bea masuk Museum ASI Mbojo, sudah berlangsung lama. " Penarikan Karcis Di UPT Museum Asi Mbojo sudah dilakukan sejak 18 tahun lalu", kelas seorang cewek cantik, sembari menambahkan,"Sesuai SK Bupati Bima Nomor 160 Tahun 2002, yang tertera dalam karcis. Untuk Pelajar & Mahasiswa Rp. 1000. Untuk umum Rp. 2000. Untuk Wisatawan Asing Rp. 3000. "Jadi tidak ada kenaikan padahal sudah belasan tahun", sambungnya.

Lalu,  mengapa selama ini tidak dipungut? tanya penulis. Ternyata, kata cewek cantik itu,  selama ini panarikan karcis tidak optimal.Maka sejak 8 Januari 2020 dioptimalkan dan ditertibkan. Asi Mbojo adalah salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya kebanggaan kita bersama. Satu satunya di pulau Sumbawa dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional sejak tahun 2016. "Karcis masuk. di Museum Asi Mbojo adalah yang paling murah sedunia", ujarnya sambil pasang senyum manis.

dokpri
dokpri
Dari loket sedianya langsung menuju koleksi dan dihantar pemandu yang berpakaian Lasykar Kesultanan Bima yang menemani pengunjung. Tapi karena penulis tergoda oleh beberapa hal.

Akhirnya beralih ke sebuah bangunan di gerbang yang bernama Lare-Lare atau juga dikenal dengan Lawa Se, yang unik, lalu ke Lawa Kala, Arca Nandi dan Arca Yoni, dan juga tertarik dengan bangunan megah yang bernama Asi Mbojo yang juga unik memukau setelah kita saksikan dari dekat dan pastilah menghadirkan decak kagum. Tapi apa dan mengapa benda-benda tersebut hadir di istana, tentu butuh narasi jelas dan tuntas dari petugas yang tahu betul makna dan fungsi benda=benda tersebut.

Karena itu pula;ah, penulis langsung ke ruang Bung Alan Malingi (sapaan untuk  Ruslan, S.Sos) Kepala Museum Asi Mbojo (Bima) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).  Hari itu juga baru penulis tahu kalau beliau dilantik sejak 6 Januari 2020 . Sebelumnya beliau pegawai di sekretariat Daerah Kab.Bima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun