Mohon tunggu...
Usman D. Ganggang
Usman D. Ganggang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan penulis

Berawal dari cerita, selanjutnya aku menulis tentang sesuatu, iya akhirnya tercipta sebuah simpulan, menulis adalah roh menuntaskan masalah

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengintip Sdr. Piet E.Jemadu

16 Juni 2019   10:54 Diperbarui: 16 Juni 2019   11:05 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si "Penakluk Tantangan"

Oleh Usman D.Ganggang*)

Judul buku : Piet Elias Jemadu, SH.M.Hum, "Menakluk Tantangan"
Penulis         : Servatinus Mammilianus
Penerbit        : Adhi Sarana Nusantara
Tahun terbit  : 1 Februari 2019
Tebal buku    :viii+118;13x19 cm

Salah satu tema yang rada luput dalam karya dewasa  ini,  adalah biografi dan ototbiofrafi. Iya, sayang fakta riilnya, kurang diakrabi pembaca. Padahal kalau dicermati secara saksama, betapa dua tema ini, penting artinya bagi pembaca. 

Setidaknya, dengan membaca kedua tema tersebut, pembaca dapat  menambah referensi dalam menjalani hidup dan kehidupan di bawah kolong langit ini. Betapa hidup ini tidak sempurna, manakala tanpa menambah pengalaman dari pengalaman-pengalaman  orang lain. 

Apalagi kalau itu pengalaman berharga dari seseorang tentang ketokohanya dalam bermasyarakat di likungan di mana dia bekerja. Seperti pada saat ini, sedang kita bicarakan, Sdr.Piet Elias Jemadu, SH.M.Hum, seorang akademisi relegius dan merakyat yang hingga saat ini adalah dosen senior di Undana Kupang.

Tetapi sebelum diteruskan bagian isi bukunya, ada baiknya kita juga harus paham terkait biografi dan otobiografi. Secara bahasa, biografi berasal dari kata bios, dan graphien. 

Bios dalam bahasa Yunani, berarti hidup, dan graphien berarti tulis. Jadi biografi adalah tulisan mengenai perjalanan atau kisah-kasih serta kasih- kisah terkait  riwayat hidup, dari seseorang.

 "Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati, dan data-data pekerjaan seseorang. Biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut. Dalam biografi tersebut dijelaskan secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua, bahkan sampai meninggal dunia. Semua jasa, karya, dan segala hal yang dihasilkan atau dilPenuliskan oleh seorang tokoh dijelaskan juga "tulis Endang dalam http://endangermanto.com/

 Sedangkan otobiografi berasal dari kata, autos, bios, dan graphien. Ketiga kata ini, diambil dari bahasa Yunani. Bios dan Graphien artinya perjalanan hidup seseorang. Sedangkan Autos artinya sendiri. Jadi, jika digabungkan autobiografi berarti sebuah biografi, yang ditulis oleh tokoh itu sendiri. 

Berdasarkan batasan singkat ini, dapatlah dikatakan bahwa buku yang kita tampilkan dan kita bicarakan  ini memang digolongkan ke dalam karya biografi, karena tidak ditulis sendiri oleh Sdr.Piet Elias Jemadu, tetapi dipercayakan kepada Sdr.Mekas Servatinus Mammilianus yang dalam kesehariannya adalah wartawan HU Pos Kupang.

Kembali ke buku yang sedang kita bicarakan. Boleh jadi, bermula dari premis sekilas pintas di atas, penulis buku ini (baca Sdr.Mekas Servatinus), akhirnya bepremis," Setiap orang selalu bisa ditulis, apa pun status dan profesinya serta latar belakangnya", demikian dia ungkapkan ketika jumpa darat di Labuanbajo awal dia tulis biografinya Sdr.Piet Elias Jemadu. 

Apa makna dari premis ini? Setidaknya, Sdr.Mekas, kelahiran Manggarai Timur ini, melalui hasil penggelandangannya dalam menambah ilmu menemukan makna di balik manfaat hadirnya sebuah biografi bagi seseorang.

Sdr.Mekas,  paham bahwa setiap orang memiliki kisah-kasih dan kasih kisah hidup  seperti romantika sejarah hidup masa lalu, potret masa kini, dan juga agenda masa depan yang perlu didokumentasikan. 

Sampai di sini, terang bendranglah buat kita sebagai pembaca buku ini, bahwa  biografi seorang patutlah dibaca karena dari situ, kita timba makna di balik yang tersurat dan tersirat, bahkan kita pun terseret ke dalamnya lantaran makna sebuah biografi .

Seperti ditulis Sdr.Mekas, dalam Kata Pengantar buku ini, "Dengan membingkai sang tokoh dalam  bentuk biografi kemudian dibaca oleh khalayak, maka ia setidaknya dapat memberikan inspirasi dan refleksi bagi siapa saja dalam mendesain kehidupan yang lebih baik ke depannya".

Ungkapnya  dalam memakna hadirnya biografi, sambil menambahkan," Apalagi kalau yang ditulis adalah seorang tokoh inspiratif baik dari segi prestasi akademik, keteladanan akhlak, maupun perjuangannya dalam mengarungi kehidupan".

Sdr.Servatinus Mammilianus, kiranya beralasan, kalau dia menghadirkan biografi Sdr.Piet Elias Jemadu yang pakar hukum ini. Setidaknya, dia  meneropong dari dekat tentang siapakah Sdr.Piet Elias Jemadu, serta sejauh manakah sepak terjangnya dalam menjalani hidup dan kehidupan. Sdr.Jemadu,  di mata penulis buku ini, adalah tokoh yang patut untuk ditokohkan.  

Di mata Sdr.Servatianus Mammilianus, betapa diakuinya bahwa Piet Elis Jemadu adalah tokoh yang mewarnai berbagai sector kehidupan strategis baik dalam level local, nasional, maupun global.

Dalam  bahasa tersirat, Sdr.Servatinus Mammilianus,  ketika jumpa dengan saya di Labuanbajo pernah berpremis,"Kita sering mendengar ketokohan seseorang dalam pentas politik, birokrasi, bisnis, agama, dan juga dalam percaturan akademik". Premis di atas, mau berbicara tentang siapa? Iya siapa lagi kalau bukan Sang tokoh Piet Elias Jemadu. 

Sekurang-kurangnya, Sdr.Mekas Servatinus yang adalah  penulis buku biografi ini, setidaknya mencermati,  berawal dari menakar ketokohan Piet Elias Jemadu, hingga memberi simpulan, seperti terulis dalam judul buku ini," Biografi Piet Elias Jemadu, Potret Akademisi Religius dan Merakyat" yang bisa menaklukan tantangan.

dokpri
dokpri

Lewat buku biografi Piet Elias Jemadu ini, Sdr.Mekas yang selain penulis buku ini juga Wartawan HU Pos Kupang,  menawarkan sederet kisah yang memikat dan tentunya menarik untuk diselami lebih dalam. Buku BIOGRAFI  yang terbit pada tahun 2019 ini memuat : beberapa bagian. 

Bagian pertama: Kerasnya Perjuangan Masa Kecil;  Bagian Kedua, Antara Kisol dan Rekas; Bagian Ketiga: Mahasiswa, Buruh, Kasar, Dapat Beasiswa ; Bagian Keempat: Dari Asuransi Kembali Jadi Guru;  Bagian Kelima: Jatuh Cinta Sebelum Jadi Dosen;  Bagian Keenam : Raih Magister dan Aktivitas Penelitian Ilmiah; dan Bagian Ketujuh:  Jadi Komisaris Bank NTT; dan Bagian kedelapan:  Apa Kata Mereka, sungguh membantu Sdr.

Piet khusunya dan pembaca umumnya, dalam memahami kehidupan di bawah kolong langit ini, terutama terkait pengembangan diri untuk selalu berinstrospeksi  diri.

Tiap bagian-bagian buku biografi ini, Sdr. Mekas Servatinus, berusaha mendeskripsi  gambaran tentang sang tokoh Piet Elias Jemadu  yang terus mengembara mencari ilmu di seluruh penjuru angin, hingga berlimpah pengalaman, tapi tidak pernah merasa lebih dari orang lain. 

Piet Elias Jemadu,  senantiasa konsekuen dengan ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Itulah Sdr.Piet Elias Jemadu yang dikarunia talenta yang banyak, tapi masih merasa masih kurang, dan karena itu, Sdr.Piet Elias Jemadu  selalu memacu diri demi menambah ilmu sekaligus mengaplikasikannya di lapangan.

Premis di atas, terjawab juga ketika dimintai  komentar sahabat-sahabatnya terkait hadirnya buku biografi ini? Muhammad Tanu,ST.MM'  tokoh masyarakat Manggarai di Kupang,misalnya  berujar, " Pendidikan adalah focus utama ruang pengabdian bagi seorang Piet". 

Maklum, kata dia, Piet adalah seorang dosen senior yang selalu  mentransfer  pengetahuan dan mengaktualisasikan semangat intelektualitas dan keilmiahan. 

Tidak hanya berhenti di situ saja, Sdr.Piet juga adalah seorang organisatoris dan cendikiawan yang  berakar pada misi-misi agama yang dianutnya  yaitu agama Katholik.  

Maka tak salah, kalau kemudian, kaum cendikiawan se-NTT mendaulat sosok yang low profile meskipun terkadang  kelihatannya rada keras terutama kalau dilirik dari raganya. 

Tapi ketika kita menyelami jiwanya, barulah kita paham ketokohan Sdr.Piet ini.Jadi, ketokohan Sdr,Piet ini, kata Muhammad Tanu, tidak kasar tapi boleh juga rada  keras tetapi menonjolkan diri  Jadi, konkretnya," Itulah yang menjadi  kekuatan dirinya", pungkas Muhammad Tanu..

Sementara itu, menurut Layly R.Alboneh,S.Pd,  pendidik  yang bertugas di Kota Bima-NTB berharap, intinya agar Pak Piet  tetap bergelora dalam memajukan dunia pendidikan  di NTT. Saya optimis, kata Layli  yang adalah kelahiran Sabu itu, Pak Piet,  bisa menjadi elite akan melebihi dari sekedar orang kampus. "Siapa tahu, inti di pusaran  strategis  NTT."Waktulah yang akan menjawab. 

Pak Piet Elias Jemadu,  pasti bisa jadi pemimpin yang beramanah!" sambungnya sembari menambahkan,"Saya  dengar dari  teman-temannya dan  saya baca di koran dan di Facebook, Pak Piet bakal calon Bupati Manggarai Barat, iya mengapa tidak?"

Merespons komentar dua saha bat Piet di atas, tersebersit suatu simpulan, setidaknya kehadiran biodata ini, bernuansa positif buat Sdr.Piet khususnya terutama dalam meraih kesuksesan ke depannya. 

Akankah bisa terjawab, hanya waktulah yang bisa menjawabnya.Sementara kita sekedar memprediksi bahwa peluang  untuk bakal jadi pemimpin yang beramanah itu, terjawab melalui giliran waktu. 

Sebagai pembaca tentunya berharap agar apa yang menjadi mimpi Sdr.Piet insya Allah terjawab bersama waktu yang sedang berproses mengikuti aluranya yang telah terjadwal indah Sang Pemberi Cinta Sejati.

dokpri
dokpri

Terlepas dari masih ada kelemahan isi, penulisan EYD, dan desain cover serta gambar/foto dalam buku, yang jelas,  buku biografi terkait ketokohan Sdr.Piet Elias Jemadu ini, setidaknya perlu diaplous kehadirannya, sebagaimana di awal tadi penulis sebutkan bahwa tema karya terkait biografi masih kurang kalau tidak dikatakan bahwa buku biografi masih belum banyak yang mengakrabinya.

Dan ini dia, buku ini sangat bermanfaat buat pembaca milenial saat ini terutama untuk mengetahui bagaimana proses kehidupan zaman dulu (zadul) dengan zaman now ini.Kata orang bijak,"Setiap zaman ada orangnya dan setiap orang ada zamannya".

Maka kehadiran buku biografi ini bisa menjadi solusi langkah praktis mengantsipasi masalah generasi milenial. Iya, mengapa tidak.

 *)Usman D.Ganggang,  kelahiran Bambor Kempo Manggarai Barat , kini berdomisili di Kota Kesultanan Bima-NTB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun