Lewat buku biografi Piet Elias Jemadu ini, Sdr.Mekas yang selain penulis buku ini juga Wartawan HU Pos Kupang, Â menawarkan sederet kisah yang memikat dan tentunya menarik untuk diselami lebih dalam. Buku BIOGRAFI Â yang terbit pada tahun 2019 ini memuat : beberapa bagian.Â
Bagian pertama: Kerasnya Perjuangan Masa Kecil; Â Bagian Kedua, Antara Kisol dan Rekas; Bagian Ketiga: Mahasiswa, Buruh, Kasar, Dapat Beasiswa ; Bagian Keempat: Dari Asuransi Kembali Jadi Guru; Â Bagian Kelima: Jatuh Cinta Sebelum Jadi Dosen; Â Bagian Keenam : Raih Magister dan Aktivitas Penelitian Ilmiah; dan Bagian Ketujuh: Â Jadi Komisaris Bank NTT; dan Bagian kedelapan: Â Apa Kata Mereka, sungguh membantu Sdr.
Piet khusunya dan pembaca umumnya, dalam memahami kehidupan di bawah kolong langit ini, terutama terkait pengembangan diri untuk selalu berinstrospeksi  diri.
Tiap bagian-bagian buku biografi ini, Sdr. Mekas Servatinus, berusaha mendeskripsi  gambaran tentang sang tokoh Piet Elias Jemadu  yang terus mengembara mencari ilmu di seluruh penjuru angin, hingga berlimpah pengalaman, tapi tidak pernah merasa lebih dari orang lain.Â
Piet Elias Jemadu,  senantiasa konsekuen dengan ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Itulah Sdr.Piet Elias Jemadu yang dikarunia talenta yang banyak, tapi masih merasa masih kurang, dan karena itu, Sdr.Piet Elias Jemadu  selalu memacu diri demi menambah ilmu sekaligus mengaplikasikannya di lapangan.
Premis di atas, terjawab juga ketika dimintai  komentar sahabat-sahabatnya terkait hadirnya buku biografi ini? Muhammad Tanu,ST.MM'  tokoh masyarakat Manggarai di Kupang,misalnya  berujar, " Pendidikan adalah focus utama ruang pengabdian bagi seorang Piet".Â
Maklum, kata dia, Piet adalah seorang dosen senior yang selalu  mentransfer  pengetahuan dan mengaktualisasikan semangat intelektualitas dan keilmiahan.Â
Tidak hanya berhenti di situ saja, Sdr.Piet juga adalah seorang organisatoris dan cendikiawan yang  berakar pada misi-misi agama yang dianutnya  yaitu agama Katholik. Â
Maka tak salah, kalau kemudian, kaum cendikiawan se-NTT mendaulat sosok yang low profile meskipun terkadang  kelihatannya rada keras terutama kalau dilirik dari raganya.Â
Tapi ketika kita menyelami jiwanya, barulah kita paham ketokohan Sdr.Piet ini.Jadi, ketokohan Sdr,Piet ini, kata Muhammad Tanu, tidak kasar tapi boleh juga rada  keras tetapi menonjolkan diri  Jadi, konkretnya," Itulah yang menjadi  kekuatan dirinya", pungkas Muhammad Tanu..