Mohon tunggu...
Usman D. Ganggang
Usman D. Ganggang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan penulis

Berawal dari cerita, selanjutnya aku menulis tentang sesuatu, iya akhirnya tercipta sebuah simpulan, menulis adalah roh menuntaskan masalah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seminggu Menikmati Panorama NTT, Bali, dan NTB

27 Juni 2016   22:30 Diperbarui: 27 Juni 2016   22:43 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Meski cerita ini saya ingat tokh tidak ada rasa takut , karena Ferryyang kami tumpangi pnya pedoman yang jelas,artinya, ketika sampai di sini, airlaut penuh. Kalau tidak penuh, maka di sinilah terjadinya kecelakaan. Pasalnya,sebelah menyebelah punggung laut itu, cukup dalam. Jadi, kalau melewati lokasiini, air laut harus penuh.

 Cerita teman saya yang bersama-sama dalam ferry, dulu, di Gili Bantaini, sering terjadi peristiwa tenggelamnya perahu. Ini terjadi karena masih adayang belum tahu, situasi dan kondisi, dalam artian, kapan jam yang paling tepatuntuk melewati Gili Banta.Pasalnya, wilayah perairan Gili banta ini, adalahwilayah pertemuan dua arus, yaitu arus selatan dari Laut Sawu dan utara LautFlores. Sementara itu, makna gili banta (gili = miring, dan mbanta = banta=rata/datar Nggahi Mbojo),

 Kata teman itu, untuk melewati Gili Banta ini, harus dalam kondisi airlaut rata betul. Jika tidak, kapal atau perahu akan tenggelam. Belum lagi daripertemuan arus yang besar ini, akan terjadi ombak bahkan di bulan Desember danJanuari itu, sering terjadi gelombang.

 Iya, Gili Banta, riwayatmu dulu. "Di tahun 1977-an, di Gili Bantaini , terjadi tenggelamnya siswa Manggarai-NTT dari Bima, yang sedang berlibur.Jumlahnya tidak sedikit, sekitar 75 orang", ujarnya.

 Tidak terlalu jauh dari situ, kampi pun sudah menikmati indahnya PulauKomodo, pulau yang didiami Komodo Dargon, si buaya darat itu. Ketika melirik keutara, kami lihat ada Pulau Babi, di tengah laut. Lalu., pandangan kami teruske timur, sejumlah pulau berbanjar rapi di depan Labuanbajo, Itu artinya,sebentar lagi kami tiba di pelabuhan air itu.

 Tepat pukul 16.30 ferry yang kami tumpangi mencium dermaga Labuanbajo.Para penjemput pun sudah menunggu. Dan ketik aturun, banyak yang ada di antarakami, berpelukan, serta acara cium pun terlihat dengan jelas, tanpa harusmalu-malu, hehehe, tentu di antara  saudara bersaudara.***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun