Memeriahkan HUT ke-14 Kota Bima , diberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dari TK –SLTP se-Kota Bima untuk mengikuti lomba antara lain: Lomba Duta Baca bagi Siswa SMP/sederajat, Lomba Bercerita bagi siswa SD/MI; dan Lomba Menggambar/Mewarnai Gambar bagi TK dan PAUD.
Untuk bisa menjawab persoalan terkait lomba, maka setiap siswa harus memiliki skemata(pengetahuan siap terkait lomba) seperti pengetahuan perpustakaan al: apa itu perpustakaan, peran pespustakaan, tujuan perpustakaan di bangun, dan lain-lain.
Selain itu, karena perpustakaan menyediakan sumber informasi (baca : buku) , maka siswa harus mengetahuan pentingnya membaca, bagi siswa. Selanjutnya karena berbicara di wilayah Kota Bima, maka siswa harus paham, mengapa Kota Bima dijuluki sebagai " KOTA TEPIAN AIR”.
OK, ini info sekilas terkait yang dimaksud!
PERPUSTAKAAN
perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri. Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia.
Peran perpustakaan
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.
bersama anak mahasiswa Harapan Bunda-Kota Bima di depan perpusakaan (foto Usman D.Ganggang)
Tujuan perpustakaan
Tujuan perpustakaan adalah untuk membantu masyarakat dalam segala umur dengan memberikan kesempatan dengan dorongan melalui jasa pelayanan perpustakaan agar mereka:
• Dapat mendidik dirinya sendiri secara berkesimbungan
• Dapat tanggap dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan, kehidupan sosial dan politik
• Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif
Perpustakaan dan bahan bacaan adalah dua kata yang saling bertautan. Karena di perpustakaanlah bahan pustaka dikumpulkan, diproses, dan disebarluaskan (didistribusikan) kepada para pembaca/pemakai perpustakaan .
Untuk memeliharan dan meningkatkan efisiensi serta efektifitas dalam perpustakaan dibutuhkan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya pengetahuan dengan cara meningkatkan minat baca.
MINAT BACA
Minat baca kini sudah sangat diperlukan. Keadaan dunia yang semakin mengglobal secara tidak langsung telah memaksa kita untuk mempertajam pengamatan kita terhadap informasi-informasi yang beredar. Selain itu, keadaan ini juga telah menuntut kita untuk memperbaiki kualitas diri. Salah satu kunci untuk mencapai beberapa poin tersebut adalah dengan membaca.
Kurangnya minat baca yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia khususnya di kota bima seharusnya mendorong pihak-pihak yang terkait untuk sesegera mungkin memfasilitasi dan menganalisis apa saja yang menjadi penyebab hal tersebut.
Dalam hal ini, tentu sangat diperlukan kerjasama antara penulis, penerbit, dan pemerintah dalam pengadaan sumber bacaan.
a. Pertama, penulis diperlukan karena merekalah para pengarang dan pencari sumber informasi yang mempu menuangkan ide-ide dan pengetahuan briliannya untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
b. Kedua, penerbit diperlukan untuk memfasilitasi para penulis dalam mempublikasikan karya-karya mereka. Karena, amatlah sulit bila seorang penulis harus mencetak dan menerbitkan karyanya sendiri kecuali dengan dana yang sangat besar.
c. Ketiga, peran pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan subsidi buku, terutama buku-buku pelajaran yang sangat dibutuhkan oleh generasi muda bangsa.
Hal ini akan lebih baik jika pemerintah memberikan anggaran khusus bagi pemuliaan perpustakaan, karena perpustakaan dapat dijangkau oleh siapa saja dan tentunya lebih efisien bagi mereka yang memiliki dana minim untuk membeli buku.
Sumber bacaan baik buku, buletin, koran ataupun sejenisnya merupakan jendela dunia bagi kita yang tidak mampu untuk menjelajahinya secara langsung. Bahkan Cicero seorang orator dan penulis prosa terkenal pada abad ke 43 SM mengatakan “ a room without book like body without soul ” Oleh karena itu, kita harus mulai memperbaiki kondisi sumber bacaan kita dan mencoba untuk menggali minat baca yang telah lama tersembunyi dalam diri kita.
KOTA BIMA SEBAGAI KOTA TEPIAN AIR
Kota Tepi Air, atau dalam Bahasa Inggris disebut “Waterfront”, dalam Bahasa Indonesia secara harfiah adalah daerah tepi laut. Dan dalam bahasa Bima adalah kota ta kengge oi.Yaitu bagian kota yang berbatasan dengan air, dan daerah pelabuhan. Menurut Ir. Iwan Suprijanto, kota tepian air merupakan kawasan yang dapat meliputi bangunan atau aktivitas yang tidak harus secara langsung berada di atas air, akan tetapi secara visual dan historis atau fisik yang terikat dengan air sebagai bagian dari “scheme”.
Kota Bima sebagai Kota Tepian Air dapat dibuktikan dari :
A. Jenis kota tepian air :
1. Konservasi adalah penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada sampai saat ini dan menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat, contohnya lawata
2. Pembangunan Kembali (redevelopment) adalah upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront lama yang sampai saat ini masih digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan mengubah atau membangun kembali fasilitas-fasilitas yang ada, contohnya pelabuhan bima
3. Pengembangan (development) adalah usaha menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai.
B. Kriteria kota tepian air
1. Berlokasi dan berada di tepi suatu wilayah perairan yang besar (laut, danau, sungai, dan sebagainya)
2. Biasanya merupakan area pelabuhan, perdagangan, permukiman, atau pariwisata
3. Memiliki fungsi-fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman, industri, atau pelabuhan.
4. Dominan dengan pemandangan dan orientasi ke arah perairan
5. Pembangunannya dilakukan ke arah vertikal horisontal
Kota tepian air meliputi kota tepi pantai/laut, kota tepi sungai, dan kota tepi danau, kota-kota tersebut cenderung lebih cepat tumbuh dan berkembang dibanding kota-kota lainnya. Keunggulan letak geografis mendorong kota tepi air lebih cepat berkembang karena berlokasi di dataran yang subur (daerah endapan), memiliki hubungan ke luar dan kemudahan transportasi, serta berfungsi sebagai pintu gerbang kegiatan ekspor dan impor melalui pelabuhan laut/sungai.
Namun itu semua tidak lepas dari permasalahan. Permasalahan yang dihadapi kota bima sebagai kota tepian air adalah:
1. Kota Bima berlokasi dan berada ditepi laut dan sungai sehingga permasalah yang kerap muncul adalah adanya penumpukan sampah disungai-sungai sehingga memicu terjadinya banjir karena air tidak dapat mengalir dengan baik. Pembuangan sampah disungai-sungai seperti ini terjadi akibat kurangnya sosialisasi dan fasilitas yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, dan yang paling utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya yang terjadi.
2. Area pelabuhan, area pelabuhan yang ada di kota bima belum dipergunakan secara baik. Hal ini, dapat dibuktikan dari penyediaan layanan dan fasilitas yang ada masih kurang memadai serta keamanan dan ketertiban para penggunanya masih minim.
3. Kota bima belum menjadi kota destinasi(tujuan) para wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung atau menetap. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya daya tarik serta kurangnya fasilitas yang disediakan.***) Bersambung
Catatan dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H