Mohon tunggu...
Usman D. Ganggang
Usman D. Ganggang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan penulis

Berawal dari cerita, selanjutnya aku menulis tentang sesuatu, iya akhirnya tercipta sebuah simpulan, menulis adalah roh menuntaskan masalah

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Bolehkah Ananda Cari "Temus'?

27 April 2015   12:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:38 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja itu, hujan rintik-rintik. Akhirnya, kami urungkan niat untuk berklinong-ria mengitari kota. Si cantik manis di sampingku, duduk terpaku menunggu hujan redah. Sementara itu, mulutku, diam, sebab dunhill tinggal sebatang. Itu sebanya, kusuruh di cantik-manisku untuk membeli dunhill di kios depan rumah. "Kamu beli rokok untuk ayah,apalagi  hujan masih belum berhenti nih!"

(foto : usman d.ganggang)

Si cantik-manis pun segera pergi. Dan sekembali dari kios, dia bertanya,

"Ayah , bolehkah aku cari temus?" curhat anak gadisku
"Apa itu, temus?" tanyaku kurang paham
"Ah, ayah itu, katanya tekuni ilmu bahasa, malah tdk paham akronim", pancingnya
sembari menjawab sendiri, "Teman khusus,maksudnya, ayah, hehehe..."

Karena ia butuhkan jawaban , akhirnya kujawab, kamu kini mahasiswa. Itu artinya, sudah dapat menilai, mana yang baik, mana pula yang tidak baik.
"Jadi, boleh 'kan ayah?"

Haem..., kan ayah sdh jawab,"Kalau sudah disebut mahasiswa, itu artinyaa sudah dapat memilah untuk memilih",
"Iya, iya ayah", ujarnya sambil pasang senyum
Terimaksih ananda kalau sudah paham. Tapi, tunggu dulu,masih ada yang ayah sampaikan," Kamu boleh punya pacar, tapi jangan berpacaran!"
Iya, paham ayah! Terimaksih, kali ini, aku katakan, "Siapa dulu ayahnya?"
Hehehe...., pasti tuh, ada mau. "uang saku 'kan? Pasalnya, selama ini, selalu kamu berujar,"Siapa dulu, ibunya?"

14301121811998943891
14301121811998943891

(foto : usman d.ganggang)

"Kamu anak yang cerdas!" pujiku
Dan, akhirnya, anak gadisku ini, terus mendekat dan menciumi tanganku, kemudian dia berujar lagi, "Kenapa dilarang berpacaran, ayah?"

Haem..., dari makna kata, 'berpacaran' dari kata dasar 'pacar' artinya daun hijau/muda. Sementara makna 'ber-an' = melakukan kegiatan..... Lalu, pacaran , akhiran -an bermakna = hasil kegiatan."Nah, ananda tahu kan maksud ayah?"

"Terimaksih, ayah. Ananda sudah paham.

"Kalau begitu, jawab sendiri, pertanyaanmu di atas! OK? ***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun