Mohon tunggu...
Usman Bone
Usman Bone Mohon Tunggu... Buruh - Buruh, Kuli, Pembantu

Kumpulan Cerita Pendek, Cerita Rakyat Puisi, Tokoh dan Sosok

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Balanda Bukan Belanda

15 Desember 2024   18:37 Diperbarui: 15 Desember 2024   18:37 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PUISI - Balanda, begitu aku memanggilmu,
Bukan karena nama, tetapi sikapmu yang selalu begitu.
Kau anggap dirimu paling hebat, paling tahu,
Namun berkali-kali buktinya tak pernah menyatu.

Kita pernah duduk bersama,
Membahas rencana, melahirkan asa,
Namun janji-janji itu bagimu seperti udara,
Hadir sekejap, lalu sirna.

Balanda, bukan Belanda,
Tapi sifatmu mirip penjajah lama.
Kesepakatan hanyalah cerita,
Diabaikan saat kau punya cara.

Aku pikir, sekali lagi,
Selain Patoa-Toai, tak ada lagi opsi,
Untuk bekerja sama dengan hati,
Jika prinsip kau anggap hanya hiasan mimpi.

Balanda, kau ajarkan arti kecewa,
Bahwa kata tanpa sikap hanyalah dusta.
Mungkin tak lagi kita bersua,
Karena kerja sama haruslah bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Tuhan Paling Adil

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun