Mohon tunggu...
Usman Bone
Usman Bone Mohon Tunggu... Buruh - Buruh, Kuli, Pembantu

Kumpulan Cerita Pendek, Cerita Rakyat Puisi, Tokoh dan Sosok

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rakus di Lingkarkan Kerajaan Itu Normal, Benarkah (?)

9 November 2024   21:50 Diperbarui: 9 November 2024   21:57 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perebutan, kekuasaan, Bara api yang tak pernah padam, Di atas tahta berlapis emas, Lambang megah yang terus dibahas.

Pengkhianatan, agitasi, Senyum terselubung, hati berduri, Dalam gemerlap pesta megah, Tak ada yang luput dari gelisah.

Cinta terikat oleh kuasa, Di bawah bayang tajam senjata, Raja dan ratu berjanji setia, Namun hasrat sering bercabang dua.

Darah tertumpah dalam diam, Mereka yang berjuang dan yang tenggelam, Hanya angka di tengah cerita, Dilupakan dalam kemewahan tahta.

Air mata tak kenal pangkat, Jatuh di malam yang gelap pekat, Rakyat menanti janji-janji suci, Tapi tahta hanya peduli diri.

Di balik jubah yang gemerlap, Ada kehampaan yang merayap, Rakus mengikat, menjadi normal, Dalam lingkaran tak berujung, brutal.

Begitulah kerajaan berputar, Roda kekuasaan terus bergegar, Kebenaran dan dusta berbaur, Rakus itu nyatanya wajar diukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Doa Dalam Syair

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun