PUISI -- Kadang-kadang, puncak dari perkawanan Adalah dimulainya perlawanan yang tenang, Seperti laut yang mendesak karang, Tak melunturkan, namun membentuk lengan.
Begitu pula sebaliknya, Saat lawanmu menjadi cermin jiwa, Menggali luka dalam kata, Namun mendalamkan makna setia.
Kita berjalan di garis tipis, Antara tangan yang terulur dan tinju terkepal, Antara angin yang mengusap lembut Dan badai yang menyapu, tanpa kenal.
Namun, hanya itu yang kita tahu, Bahwa pertemuan dan perpisahan itu
Bagaikan fajar dan senja yang bertautan, Tak terpisah, meski tampak berlawanan.
Kadang-kadang, sahabat adalah musuh, Dan musuh adalah sahabat yang tersembunyi, Dalam lingkaran yang tak pernah lurus, Kita menemukan arti, dalam segala yang tak pasti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI