Pukul enam seperempat, aku pun siap berangkat. Naira, anakku, duduk di depan. Dia ingin berangkat bareng. Jarak sekolahnya dekat, berjalan kaki lima menit juga sampai. Namun kali ini dia ingin naik motor bersamaku. Jarak sekolah tempatku mengajar dua belas kilo, melintasi Babakan, Cijengir, Pasirandu, Peusar, Dumpit, Gandasari, Jatiuwung, Gebang, dan Sangiang, sebanyak delapan belas belokan. Jika lalulintas lancar, dengan kecepatan standarku memakan waktu sekitar empat puluh menit.
Kunci kontak kuhidupkan, lampu indikator di spidometer, lampu utama dan lampu senja menyala. Tombol starter kupencet, tapi motor tak hidup. Kuulangi, tak hidup juga. Kuulangi sampai berkali-kali, tetap tak hidup. Aku mulai panik. Kebetulan teman Naira lewat. Kusuruh dia bareng temannya itu berjalan kaki. Dia pun mau.
Tak banyak waktu untuk mengurusi motor agar hidup, lagi pula aku tak mengerti entah apa kerusaknannya. Segeralah aku berganti dengan motor Beat yang biasa dipakai istriku antar jemput si bungsu Amarilis ke sekolah PAUD.
Sepanjang perjalanan aku membatin, tak habis heran. Padahal kemarinnya motor NMAX itu baik-baik saja, tak ada tanda-tanda sebagai kelainan yang memungkinkan motor itu bakal mogok. Kuingat-ingat penyebabnya. Karena kehujanan dan kotor aku mencucinya. Mungkin akibat ada bagian tertentu yang terkena air motor itu tidak bisa hidup.
Motorku itu keluaran empat tahun lalu. Warnanya merah dan abu-abu Aku membeli motor seken tersebut tiga bulan lalu dengan kondisi yang tentu saja tidak seperti baru. Banyak baretnya dan banyak pula bautnya yang hilang. Namun kondisi mesinnya kukira masih bagus.
Setiap hari kerja aku pulang sore. Aku tak ada waktu untuk mendorong motorkku ke bengkel. Sayang, tak ada orang yang bisa dimintai tolong untuk membawanya. Istriku tak bisa. Dari Selasa ke Sabtu cukup lama. Aku amat membutuhkannya. Jika motor Beat aku yang pakai, Amarilis diantar jemput dengan berjalan kaki, kasihan.
Saat ada waktu luang di sekolah aku mencari informasi cara mengatasi masalah motor NMAX di youtube. Dari sekian video yang kutonton ada tiga poin penting yang menjadi penyebab motor mati yakni, tombol starter, sekring, dan bendik starter. Aku yakin tombol starter tidak bermasalah, sedangkan sekring telah kuganti beberapa hari lalu karena motor tak bisa distarter. Itu pun berkat informasi dari video youtube.
Sore setibanya di rumah aku segera membuka kaper sisi kiri motorku. Kudapati bendik starter. Ketika tombol starter dipencet terdengar bunyi tek tek. Kubukalah bendiknya. Segera aku bawa ke bengkel untuk membeli barang yang serupa. Bengkelnya belum tutup. Harganya lima puluh ribu. Kukira akan ada kejutan setelah kupasangkan, ternyata tidak. Sia-sialah. Aku kembalikan bendik aslinya ke posisi semula. Tak mungkin pula aku mendorong motorku sampai ke bengkel, terlebih hari menjelang magrib dan bengkelnya pasti tutup.
Aku berangkat kerja kembali menggunakan motor Beat. Kasihan si bungsu tidak diantar-jemput dengan motor. Aku mintakan istriku meminta bantaun kepada Mang Uyun, tukang batu asal Cirebon yang biasa mengerjakan bangunan di tempatku. Barangkali dia sedang tidak ada pekerjaan hari itu.
“Nanti upahi saja lima puluh ribu, terserah dibawa ke bengkel mana atau dia sendiri yang memperbaiki,” pintaku menjelang berangkat.