Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Belajar menebar kebaiakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Teman Sejawat

30 Januari 2023   01:39 Diperbarui: 11 Juni 2024   13:09 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan cepat Andira memberikannya. Terjadilah saling tukar nomor HP. Jalan komunikasi mulai terbuka. Mardalih mulai mengirim pesan, menanyakan hal-hal kecil sebagai bentuk perhatian. Andira menanggapi positif. Selanjutnya, komunikasi melalui HP berlangsung tanpa kendala hingga sampailah pada niat Mardalih untuk datang ke rumah Andira. Penting bagi Maralih mengetahui rumah Andira. Agar jika suatu saat ada keperluan tak harus mencari-cari. Namun Andira mengajak bertemu di Modern Mall.

Mardalih membawa mobil pinjaman milik kakaknya. Bertemulah keduanya di mal tersebut. Setelah mendatangi satu toko untuk membeli sesuatu Andira minta diantar ke Pusat Servis Samsung di kawasan Jalan Candra untuk menyervis HP-nya yang bermasalah.  Dengan senang hati Mardalih menyanggupi. Tak sampai setengah jam masalahnya teratasi. Dalam perjalanan mengantar pulang Andira, setelah mencermati reaksi-reaksi positif Andira, Mardalih menyatakan cintanya dan berniat akan memperistrinya jika Andira bersedia. Walhasil, Andira menerima dengan senang hati. Sepasang lajang yang sudah cukup usia itu saling jatuh cinta. Bunga-bunga asmara menghiasi hati keduanya.

Andira turun dekat rumahnya. Mardalih tak diperkenankan mampir ke rumahnya. Kira Mardalih, mungkin Andira belum siap menerimanya di rumahnya. Mardalih berniat dalam waktu dekat akan berkunjung ke rumah Andira sekalian mengenalkan diri kepada orang tuanya.

Sepekan berlalu, Minggu siang, di tepi jalan dekat rumah Andira, Mardalih menelepon. Andira kaget, tidak mengira Mardalih akan datang. Mardalih sengaja ingin membuat kejutan sekaligus menguji apakah dirinya diperkenankan bertamu. Meskipun sepertinya agak terpaksa, Andira mempersilakan Mardalih datang.

"Maaf yah, begini keadaannya. Rumahnya jelek, berantakan pula." Andira grogi.

"Tidak apa-apa. Santai saja."

Ayah Andira sedang pergi, sedangkan ibunya ada. Mengetahui kedatangan Mardalih, ibunya muncul. Mardalih mengenalkan diri.

"Oh ini orangnya. Aku sudah tahu, kamu Mardalih bukan?"

"Betul Bu."

"Maaf yah, Andira, anak pertamaku, tidak akan dijodohkan dengan guru, apalagi guru honor. Aku bekerja di TU SMP.  Jadi aku tahu persis prosfek guru honor sekarang. Untuk jadi PNS selain lama juga tidak gampang. Paling tidak, Andira harus punya suami pengusaha atau pekerja kantor perusahaan yang gajinya pasti. Tapi kalau mau berteman kalian berteman saja sebagai sesama guru."

"Ibu. Kok ibu begitu!" Andira menyelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun