Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Belajar menebar kebaiakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Teman Sejawat

30 Januari 2023   01:39 Diperbarui: 11 Juni 2024   13:09 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam sibuk lalulintas telah berlalu. Area simpang empat yang biasanya dipadati kendaraan berubah lengang. Kemacetan yang biasa terjadi  di beberapa titik pun telah bubar, sehingga Mardalih dapat memacu sepeda motornya lebih cepat dan bisa datang di Rumah Makan Selera Sultan lebih awal dari perkiraan. Ketika Mardalih tiba beberapa temannya baru tiba beberapa menit yang lalu. Mereka duduk-duduk di tempat yang telah dipesan oleh koordinator yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Seiring waktu para guru berdatangan. Sebagiaan besar dari mereka baru kali pertama datang di rumah makan yang  belakangan menjadi perbincangan itu. 

Ada tiga guru baru, satu perempuan  bernama Andira dan dua laki-laki yakni Riko dan Jatman. Kehadiran ketiganya disambut hangat guru-guru lama. Satu guru baru perempuan itulah yang menjadi pusat perhatian terutama dari bapak-bapak. Bukan karena cantik mencolok, tapi karena hanya dia perempuannya yang masih gadis, sedangkan guru lama yang masih lajang adalah Mardalih. Terkesan ada keinginan sebagian guru untuk menjodohkan kedua lajang itu. Namun Mardalih tampaknya tak hirau walau beberapa teman menggodanya lebih serius.

Setelah semua pejabat sekolah lengkap rapat awal tahun pelajaran dimulai. Pada saatnya ketiga guru baru tersebut diberi kesempatan untuk mengenalkan diri. Saat giliran Andira bicara beberapa guru menyebut-nyebut nama Mardalih seakan ingin menjodohkannya, terlebih saat Andira menyebutkan status gadisnya. Seketika suasana riuh. Menyadari dirinya dikaitkan dengan Mardalih, Andira tersipu. Kehadiran ketiga guru baru itu disambut hangat oleh semua guru lama.

Rapat berlangsung cepat. Tak ada diskusi atau tanya jawab yang membahas segala macam persoalan sekolah. Usai pembagian tugas-tugas sesi berikutnya adalah makan bersama. Meskipun guru-guru beserta stap tata usaha yang hadir mencapai enam puluhan orang tapi hidangan yang disediakan dipastikan bakal cukup. Semua yang hadir dijamin bisa kenyang. Soal biaya tanggung jawab kepala sekolah. Tak banyak yang tahu bahwa sebagian besar menggunakan dana pribadinya.

Kendati dibecandai dan dipasang-pasangkan dengan guru baru respon Mardalih datar saja. Yang paling menarik baginya justru hidangan yang menggugah selera makannya. Menunya beragam, ada gumare bakar, bawal bakar, ayam bakar, nasi liwet, capcay, sea food, karedok, otak-otak dan lain-lain. Minumnya jus jambu, jus alpukat, jus jeruk, jus buah naga, tinggal pilih. "Perbaikan gizi!" cetus salah seorang guru berkelakar.

Komando ada di kepala sekolah. Begitu kepala sekolah mulai makan, yang lainnya mengikuti. Dengan cara makan-makan begitu diharapkannya semua personal dapat bekerja sama bagi kemajuan sekolah yang dipimpinnya.

Sesungguhnya Mardalih tak bisa benar-benar tidak peduli terhadap kehadiran Andira, akibat dibecandai teman-temannya, timbullah sedikit rasa penasaran ingin memandang wajahnya. Sesekali dia mencuri pandang. Tak timbul getaran hati terhadapnya. Namun bagi Mardalih menjalin hubungan baik dengan siapa pun adalah keniscayaan, tanpa kecuali dengan Andira yang akan jadi teman sejawatnya, terlebih sama-sama guru honorer.

Sebenarnya, beberapa bulan sebelumnya Mardalih sempat pula membaca surat lamaran Andira ketika mendapatinya di meja kepala tata usaha. Dia meminta ijin membacanya, dibacalah seluruhnya. Dengan begitu dia tahu biodata Andira. Masuknya Mardalih ke ruang tata usaha sekadar untuk menjalin silatrahmi dengan semua stap tata usaha.

Pada hari ketiga masuk sekolah Mardalih masuk ke ruang tata usaha kebetulan ada Andira sedanng meminta buku absen. Terjadilah saling tegur sapa. Dua pasang mata beradu pandang. Seketika Mardalih menemukan pesona pada sepasang mata Andira. Ketertarikannya menguat tak terkira, juga keberaniannya untuk mendekati Andira. Di luar dugaannya bahwa ternyata Andira sangat ramah. Ada kemistri antara keduanya.

 "Boleh minta nomor HP?" pinta Mardalih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun