Mohon tunggu...
Usi Sulastri
Usi Sulastri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Writer

Content Writer | Journalist | SEO Writer

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

BMKG Sebut Indonesia Akan Alami Kekeringan Meteorologis, Apa Itu?

31 Mei 2024   11:26 Diperbarui: 31 Mei 2024   11:30 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa beberapa wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan meteorologis selama musim kemarau, sehingga membutuhkan kesiapan dari Pemerintah Pusat dan Daerah, dikutip dari Siaran Pers BMKG (29/5/2024).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara telah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) selama 21-30 hari atau lebih. 

Berdasarkan analisis curah hujan yang dilakukan BMKG, wilayah Indonesia, khususnya di bagian Selatan Khatulistiwa, sudah mulai mengalami kondisi kering.

"Sebanyak 19 persen dari Zona Musim di Indonesia telah memasuki musim kemarau, dan sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diprediksi akan memasuki musim kemarau dalam tiga dasarian ke depan, " jelasnya.

Kekeringan ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir September.

Baca Juga: Pancaroba Mengancam, BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Indonesia

Apa itu kekeringan meteorologis?

Kekeringan sering dikelompokkan menjadi empat tipe dasar: 1) meteorologi atau klimatologi, 2) pertanian, 3) hidrologi, dan 4) sosioekonomi. 

Mengutip dari American Meteorological Society, Jumat (31/5/2024), kekeringan meteorologi atau klimatologi didefinisikan berdasarkan seberapa besar kekurangan curah hujan dan durasi kekurangan tersebut. 

Kekeringan pertanian menghubungkan karakteristik kekeringan meteorologi dengan dampaknya terhadap pertanian, dengan fokus pada kekurangan curah hujan, perbedaan antara evapotranspirasi aktual dan potensial, serta defisit kelembaban tanah. 

Kekeringan pertanian sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kelembaban tanah dan paling sering terjadi di wilayah pertanian non-irigasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun