Mohon tunggu...
🍀 Usi Saba 🍀
🍀 Usi Saba 🍀 Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

🎀 Menolak Tenar 🎀

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Amerika Jadi Tujuan Imigran Muslim?

9 Desember 2015   21:06 Diperbarui: 9 Desember 2015   21:31 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar gemerutuk Donald Trump yang ingin mengeluarkan  semua Muslim dari tanah Amerika gara2 kasus penembakan massal di California yang dilakukan pasangan Farook & Tafsheen tak berpengaruh banyak bagi saya. Pertama karena saya bukan Muslim yang jenis pelaku penembakan; sekujur tubuh sampai muka ditutup. Kedua karena saya gak tertarik melakukan penembakan (boro2 melakukan penembakan massal, pegang pistolnya aja udah gemeteran). Ketiga, ya ngakunya saya ini Muslim tapi dalam menjalankan prakteknya saya pilih2, suka2 yang mana yang saya fikir bisa dimengerti sama saya, saya lakukan, yang tidak saya mengerti, tidak saya lakukan. Keempat; mau dideportasi juga silahkan, gak apa2, orang di Indonesia aja masih bisa hidup kok. Indonesia masih negara yang menyenangkan buat saya untuk saya tinggali.

Justru yang kasian itu yang para imigran dari negara2 tidak aman atau dari negara2 yang kondisinya tidak memungkinkan bagi mereka untuk mendapatkan kebebasan terutama bagi wanita seperti Pakistan, Afghanistan, dsbnya.  Dengan adanya insiden Penembakan massal di California kini malah semakin menambah antipati orang Amerika terhadap imigran Mulsim seperti Muslim Syiria yang direncakan akan diberikan suaka untuk masuk ke Amerika. Sebanyak 25 ribu lebih visa katanya akan diberikan kepada mereka. Sejak perang pecah di Syria, 1.500 visa telah diberikan pada para pencari suaka ini.

Mengapa Amerika banyak diminati imigran Muslim?. 

Menurut saya ketertarikan mereka tidak ada kaitannya dengan mereka Muslim atau tidak.  Dicap Muslim karena datang dari negara bermayoritas Muslim saja. Tapi lebih ke karena peluang untuk mendapatkan (1) kehidupan yang lebih mapan disini terbuka lebar. Karena pada prakteknya, para imigran dari negara Muslim ini tidak benar2 melakukan praktek Islam yang utuh berdasarkan ajaran Islam. Kebanyakan bagi mereka, Islam lebih merupakan budaya dan hanya cara hidup dalam keseharian (lifestyle). Karena kalau mereka benar2 memegang teguh ajaran Islam, tak akan ada dari mereka menjual alkohol, majalah porno, lotre dan barang2 haram lainnya di tempat mereka.  Ini malah ada yang memiliki toko khusus yang menjual minuman (Liquor Store).

Plus, (2) keamanan dan (3) kebebasan di Amerika sini. Karena umumnya mereka, para imigran dari negara Muslim berkonflik ini merasa sudah tidak aman di negaranya. Mereka juga tidak memiliki kebebasan penuh terutama bagi wanita seperti yang diceritakan teman kami yang satu keluarganya mulai dari anak sampai neneknya mereka bawa ke Amerika dari Pakistan.

Visa pelajar, visa kerja dan jenis2 visa lainnya yang dikeluarkan pemerintah Amerika kepada negara2 Muslim jumlahnya konon melebihi visa yang diberikan kepada negara2 Eropa seperti Perancis (wkwkwkk... ya, iyalah kan mayoritas WN Eropa standar hidupnya udah kayak orang Amerika).  Keuntungan dari pemegang visa legal ini kedepannya bisa menjadi Permanent Resident bahkan US Citizen yang berhak mendapatkan izin kerja, akses kesejahteraan,  dan tentu saja menjadi pemilih di Pemilu.

Makanya visa masuk ke Amerika begitu susahnya didapatkan bagi sebagian orang walaupun akhirnya Amerika kecolongan juga karena beberapa diantara penerima visa itu malah membuat kekacauan di Amerika, beberapa diantaranya imigran Muslim itu. Namun, karena kondisi di Amerika yang sepertinya memang masih lebih baik dari kondisi di negara asal maka tak heran kalau antrian visa di negara2 Muslim banyak terus. Saya pikir hanya di Indonesia saja. Ternyata kata seorang teman yang mengajukan aplikasi visa Amerika di Jedah, Saudi Arabia, itu antriannya sampai lebih dari 100 orang. Hmmmhhh....

Kembali ke gemerutukan Donald Trump soal imigran Muslim ini yang juga mengatakan kalau kini saatnya negara2 Muslim yang kaya khususnya, mereka harus mulai memikirkan untuk melakukan sesuatu dan menangani para imigran Muslim ini. Dia menyebut negara2 di Timur Tengah seperti Qatar, Saudi Arabia, Abu Dhabi dsbnya harus mampu memberikan peran yang signifikan bagi imigran Muslim.

Ya, iya sih kata saya memang cocok banget negara2 Muslim itu untuk bermigrasi bila kita ini niatan hidupnya mau menjalankan syariat Islam secara text book karena kemudahan menjalankan syariat Islam seperti sholat, berpakaian Muslim ala Saudi, makanan halal mudah didapat, dsbnya.  Karena di Amerika walaupun kita bebas menjalankan ibadah tapi tetap tidak sama suasananya seperti di negara Muslim. Dalam hal makanan juga untuk mendapatkan daging halal misalnya kita harus pergi ke tempat khusus. Pokoknya kalau belum biasa, lumayan susah. Ditambah lagi sentimen terhadap Muslim sekarang ini setiap kali ada insiden yang dilakukan Muslim.

Tapi karena sepertinya yang dicari bukan kenyamanan kehidupan religious saja, tapi juga kemanan dan kebebasan, maka tak heran banyak negara2 non Muslim seperti Amerika ini yang menjadi tujuan para imigran.

Hal2 lain yang saya sendiri rasakan enaknya hidup di Amerika itu;

1. Prosedur birokrasi tertib, tidak berbelit2, tak perlu nyiapin duit buat sogok-sogokan.

2. Layanan publik banyak yang bisa dilakukan secara online

3. Tersedianya fasilitas publik yang nyaman seperti taman

4. Sekolah negeri gratis

5. Syarat2 kerja tidak menyusahkan

6. Fasilitas publik ramah kaum difabel

7. Ada program fasilitas penyediaan rumah murah bagi yang tidak mampu

8. dsbnya.

Dengan berbagai kemudahan dan kenyaman tersebut, tak heran seorang teman Rusia saya, yang sudah 15 tahun menetap di Amerika, dia malah ogah katanya balik ke Rusia... wkwkkwwkk.

catatan: Muslim di Amerika sepertinya identik sebagai agama lebih melekat pada wajah2 Timur Tengah. Sementara pada wajah2 muslim Asia, kesannya kok beda ya?. Entahlah. Mungkin hanya perasaan saya saja?

gambar: truerevolt.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun