Mohon tunggu...
🍀 Usi Saba 🍀
🍀 Usi Saba 🍀 Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

🎀 Menolak Tenar 🎀

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Belajar Menerima Anjing dan Babi

25 November 2014   15:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:54 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anjing dan babi. Dua hewan yang sejak kecil dibilangin di pelajaran agama Islam yang saya dapat kalau dua makhluk itu adalah makhluk yang bagusnya dijauhi.  Tak heran anjing dan babi jadi sedikit menjijikan bagi saya. Menakutkan juga.  Apalagi waktu kecil punya pengalaman jelek sama si anjing ini, pantat saya digigit anjing tetangga. Trauma sama anjing.

[caption id="attachment_355930" align="aligncenter" width="300" caption="dreamstime.com"][/caption]

Kalau babi, gak pernah nemu dan liat aslinya. Cuma kalau marah2 waktu kecil katanya saya suka manggil Bagong dan Babi. Karena asosiasi dua binatang itu cukup jelek di budaya dan agama kami jadi ya kalau marah2 manggilnya itu, nggak ayam atau bebek atau kambing tapi Babi, bagong, dan anjing.

Pas datang ke Amerika saya malah melihat dua makhluk ini seperti dekat sekali dengan masyarakat disini.  Anak anjing aja panggilannya banyak yang my baby. Babi pun walau tidak sebanyak anjing, ada yang menjadikannya hewan peliharaan. Disayang2, dicium2.  Gambar, lagu anak2, sampai film babi dan anjing ini barang lumrah disini. Mereka menjadi dua makhluk lucu bagi masyarakat disini.

Kejijian saya dan ketakutan saya sama dua makhluk itu seiring berjalannya waktu mulai berkurang.  Saya tidak memelihara babi maupun anjing tapi setidaknya saya tidak mendiskriminasikan dua makhluk ini lagi di otak saya.  Bukan salah babi dan anjing jika mereka menjadi makhluk yang dianggap orang najis dan menjijikan. Seperti halnya manusia, saya yakin, dua makhluk ini juga tercipta tanpa bisa menawar untuk jadi ini atau itu.

Disini juga saya jadi tahu kalau kita bagusnya jangan jijik-jijik begitu kalau lihat anjing dan babi peliharaan yang biasanya diajak jalan2 di taman atau ngeliat di tempat umum, pura2 seneng aja liatnya. Minimal jangan merinding2 begitu. Soalnya peliharaan mereka itu kebanyakan sudah dianggap seperti anggota keluarga sendiri, nah kita juga gak enak dong ya kalau anggota keluarga kita dianggap jijik sama orang lain.  Saya juga lagi belajar nggak merinding2 begitu kalau liat anjing disini. Bilang cute dan senyum aja.

Nah, beberapa waktu kemarin saya lagi duduk2 sama si Kecil depan rumah, tiba2 anjing tetangga lari ke kita, eh itu anjing malah nyamperin saya dan mau jilat2 saya lagi. Depan muka saya, persis. Haduh saya takut banget, tapi saya pura2 ketawa aja karena gak mau menyinggung yang punyanya yang lari2 manggil si anjing itu.  Si Kecil malah nyamperin si anjing dan mengusap-usapnya. Fiuuuhhhh.... nakutin banget deh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun