Saat kata tak mampu terucap
Saat telinga tak bisa mendengar
Di situlah
Ku memerasakan keterpurukan yang sebenarnya
Ketika kaki ini tak kuat melangkah
Ketika semua terasa seakan mulai menjauh
Hanya pena dan kertaslah sebagai sahabat sejatiku
Yang selalu menerima
Semua curahan dan keluh kesahku
Sebagai tempat menampung segala kegundahan
Dari pahitnya sebuah pengorbanan dan perjuangan
Perlahan ku gerakkan pena
Di atas secarik kertas
Ku mulai tuliskan kata per kata
Kurangkai kalimat demi kalimat
Sebagai bagian dari apa yang tertanam di dalam jiwa
Detik terus berganti
Menit terus berlalu
Jam dan hari seakan tak ada artinya lagi
Kini aku memilih diam
Dalam sebuah malam yang sangat kelam
Bersama secarik kertas dan pena hitam