Mohon tunggu...
Uswatul Fitriyah Osadi
Uswatul Fitriyah Osadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Instagram @pesan.us

I'm happy, hurting and healing at the same time..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komunitas Dulinan Malang

12 September 2017   16:10 Diperbarui: 29 November 2017   09:37 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dulinan merupakan komunitas yang tercetus dari diskusi kecil dikelas kuliah yang berada di Malang. Berawal dari kesadaran akan pentingnya aktivitas bermain bagi anak, komunitas ini bertekad untuk menjadi pendamping pendidikan anak melalui berbagi mainan. Jum'at 3 Juni 2016 merupakan hari dimana komunitas ini mulai mengudara dan mensosialisasikan programnya menggunakan berbagai media sederhana.  Dulinan diambil dari dialek Jawa Malang-an yang dalam bahasa Indonesia berarti mainan.

Menyadari bahwa setiap mainan memiliki "masa guna" yang tidak lama bagi anak-anak, maka komunitas dulinan ingin menjadi jembatan bagi para orangtua yang ingin mendonasikan mainan yang sudah tidak terpakai dan masih layak. Masa guna kita sebut sebagai masa dimana anak-anak masih membutuhkan dan menyenangi mainan. Pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif serta sosioemosional anak, membuat setiap mainan memiliki "masa guna"bagi setiap anak.

Setiap anak membentuk kehidupannya dari bermain merupakan adagium lama yang menjadi dasar komunitas dulinan hadir dan mengajak pemuda-pemudi Indonesia lainnya untuk berkontribusi bagi bangsa dengan menghadirkan keceriaan bagi anak.

Cita-cita besar komunitas dulinan adalah menjadi komunitas yang aktif bergerak dalam pendidikan anak melalui bermain."

Diatas tersebut hanyalah gambaran kecil dari tujuan adanya Komunitas Dulinan yang kita bangun ini. Anggota kami juga rata-rata masih didominasi para kaum perempuan yang peduli terhadap masa tumbuh kembang anak, dunia anak, mahasiswi-mahasiswi yang masih  aktif di Malang. Meskipun kami masih para kaum perempuan tetapi semangat kami untuk menyelamatkan dunia anak-anak seperti pada zaman dahulu sangat berkobar, karena dari kami lah yang akan memebenahi lagi masa-masa untuk anak agar menjadi lebih baik lagi.

Dengan komunitas ini kami bisa banyak sekali sharing hal-hal penting yang terjadi pada anak-anak, kejadian yang negatif pada anak, seperti terlalu sering memainkan gadget dan lain-lain. Kegiatan kami juga masih sangat terbatas, kami masih melakukan kerjasama dengan Panti Asuhan dan Komunitas se-Malang Raya untuk mengsosialisasikan kegiatan-kegiatan yang dapat komunitas  lakukan.

Contoh kegiatan kami adalah dengan memainkan dulinan-dulinan tradisional yang ada di Indonesia dengan tujuan untuk mengembangkan kelima aspek perkembangan pada anak, yaitu aspek kognitif, aspek bahasa, aspek motorik, aspek sosioemosional, dan aspek agama/moral. Permainana yang biasa komunitas lakukan seperti Gobak sodor, Abc jari, Engrang menggunakan batok kelapa, Petak Umpet, dan lain sebagainya.

Komunitas Dulinan akan merencanakan permainan layar tangcap yang terbuat dari bahan-bahan bekas untuk menarik perhatian anak-anak dengan tujuan memberikan cerita/dongeng dan pesan moral. Dari permainan ini akan menjadi ciri khas dari Komunitas Dulinan.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Kami juga open donation permainan yang masih layak pakai  untuk kami sumbangkan kepada anak-anak yang membutuhkan, panti asuhan  atau anak jalanan. Semoga pemberian Anda yang kami terima sudah datau  belum merupakan amal jariyah untuk kita semua.

Slogan Kami "Semua Berawal dari Keceriaan"

  1. Link Facebook   : Komunitas Dulinan
  2. Link Instagram : @komunitasdulinan
  3. Link Twitter      : @dulinanmalang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun